MAY I LOVE YOU

Image

 

MAY I LOVE YOU?

SarangHaeRie®

 

CAST            :

  • YunJaeYooSuMin as Themselves
  • Many other Cast Just Cameo

 

OST             :

  • STILL by HoMin
  • In Heaven by JYJ
  • Forever by SNSD

 

GENRE        :

No Summary just read it WARNING!! Absolutely typo, BOYxBOY, Romance, Friendship, Humor&ANGST (I HOPE), Rated M tapi ngga NC21 jg sih but yeaaaahhh cukuplah untuk membuat otak anak-anak YunJae ngeres*smirk*, MPREG MHUAHAHAHAAA XD, YunJae, YooSu, pair. No story with pure idea, they must be get inspired by other story so do I. Happy Reading reader’s *bow*.

 

*DONGBANG SENIOR HIGH SCHOOL*

 

“Heheheheheee…..”

 

Seorang namja bertubuh mungil berambut hitam agak panjang yang memiliki mata bulat dengan bola mata hitam sempurna persis seperti anak kucing(?)itu berdiri sambil memandangi papan pengumuman ia terkekeh pelan.

 

“Chukkae Jaejoong~ah”

 

“Ne gomawo”

 

“Chukkae”

 

“Chukkae”

 

Kim Jaejoong nama namja itu tersenyum ramah kepada siapapun yang mengucapkan selamat atas keberhasilannya meraih Juara Umum tingkat Nasional se-Korea Selatan. Yap siapa yang tidak mengenal Kim Jaejoong, namja yang memiliki wajah ‘cantik’ dengan otak encer(?)serta sifat ramah yang membuat siapapun nyaman berteman dengannya, ia memiliki lebih banyak fanboy daripada fangirl baik disekolah maupun dilingkungan rumahnya, terlahir dari keluarga terpandang dan kaya raya, Appanya Kim Young Won adalah pemilik perusahaan supermarket terbesar di Korea Selatan ‘SUN MARKET’ yang memiliki cabang di beberapa negara. Namun malang bagi Jaejoong yang dikelilingi dengan kesempurnaan, dia tidak memiliki seorang ibu, Mrs. Lee Sungmin meninggal sejak Jaejoong berusia 10 tahun karena pendarahan saat melahirkan adik Jaejoong yang juga tidak bisa selamat, meski begitu Jaejoong tidak pernah kekurangan kasih sayang, Appanya sangat memanjakan Jaejoong apapun keinginan Jaejoong akan selalu dituruti, tapi karena Jaejoong adalah anak baik dia tidak pernah menyusahkan Appanya, bahkan Jaejoong selalu membuat Appanya bangga dengan segudang prestasi yang ia miliki.

 

“YA Cantik!!”

 

Panggil seorang namja bernama Park Yoochun yang tak lain dan tak bukan adalah suami author (^_______^)V

 

“Sudah kubilang jangan memanggilku CANTIK!! YA PARK YOOCHUN KAU TIDAK MENGERTI JUGA HUH?!”

 

Yoochun yang belum siap dengan ‘serangan’ dari Jaejoong langsung menutup telinganya karena suara Jaejoong berubah menjadi sangat lantang.

 

“Aigoooo~~~ Jae kau jangan berteriak seperti itu tidak cocok dengan wajah cantikmu”

 

#PLETAK

 

Tangan Jaejoong sukses mendarat sempurna di jidat Yoochun yang lebar layaknya panggung konser Mirotic milik boyband ternama dan terhebat DONGBANGSHINKI(^.^)

 

“YA! Jangan kau pukul bagian jidatku nanti tambah lebar aish” Yoochun merapihkan rambutnya untuk menutupi jidatnya yang offside(?)itu.

 

“So don’t ever call me BEAUTIFULL again arachi?atau jidatmu kubuat lebih lebar seperti Olympic Stadium mau?!”

 

“Arra…arra mianhe habis kau memang…..(Jaejoong melotot kearahnya) ah iya iya aku tidak akan mengucapkannya ish sensitive sekali seperti Yeoja!” kalimat terakhir sengaja ia pelankan sebelum Jaejoong kembali menghajarnya.

 

KRIIIIIIIINNNNGG

 

Bel sekolah berbunyi tanda jam pelajaran pertama akan dimulai, semua siswa sibuk masuk kedalam kelas begitupun dengan dua sahabat berbeda marga itu. Pagi berganti sore waktunya semua siswa DONGBANG bergegas pulang, Jaejoong terlihat sedang berjalan ke tempat parkir untuk mengambil mobilnya, Yoochun sudah pulang karena ia harus menjemput kekasihnya yang bersekolah ditempat lain. Mobil Audy merah itu keluar dari lingkungan sekolah melaju cepat dijalanan Seoul, agar tidak bosan Jaejoong menyalakan radio ia bernanyi mengikuti lirik lagu itu.

 

‘Harumahn nibahng eui chim nae gah dwei goh shipuh oh baby~
Duh ddah seu hee poh geun hee nae poom eh gahm ssah ahn goh Jae oo goh shipuh’

 

“Aigooooo aku suka sekali lagu ini” gumamnya sambil tetap berkonsentrasi menyetir.

 

Rumah kediaman keluarga Kim memang jauh dari keramaian, terletak di perumahan mewah daerah Namsan membuat siapapun harus berhati-hati karena jalannya berkelok-kelok Jaejoong sudah terbiasa jadi bukan masalah baginya. Lampu berganti merah pertanda Jaejoong harus menghentikan mobilnya jalanan sangat sepi hari itu, terlihat mulutnya masih bergumam mengikuti irama lagu yang dibawakan oleh boyband ternama Korea DBSK, ia menggerakan tubuhnya mengikuti irama lagu itu. Ketika sedang asik menikmat lagu itu, samar Jaejoong mendengar suara orang meminta tolong, ia mengecilkan suara radio mobilnya dan berusaha mendengar teriakan tadi, dan benar saja ia melihat dari kaca spionnya ada seorang wanita yang berlari menuju arahnya sambil meminta tolong, Jaejoong segera keluar dari mobilnya untuk menolong wanita itu.

 

“Agashi wae geu….?”

 

DUAR DUAR DUAR!!!

 

Belum sempat Jaejoong menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara tembakan dari arah yang bersamaan wanita itu berlari, namja cantik itu sangat terkejut. Namun dia lebih terkejut lagi ketika dilihatnya wanita itu tertembak, wanita itu langsung jatuh terkapar, disamping wanita itu terdapat tiga orang laki-laki memakai jas topi dan kacamata hitam, Jaejoong membeku ditempat tubuh rampingnya bergetar karena takut. Ketiga lelaki tak dikenal itu kembali menembak wanita yang sudah tidak mampu berlari lagi, dan tubuhnya kini terbujur kaku.

 

“P p pem…bu…nuh” gumam Jaejoong pelan.

 

Ketiga lelaki pembunuh tadi baru menyadari kehadiran Jaejoong, mereka bertiga saling berpandangan sedetik kemudian memandang Jaejoong dan mereka serempak(?)mengangkat senjatanya bersamaan. Jaejoong membelalakan matanya kaget, ia ingin berlari tapi kakinya seperti dirantai kencang bulir keringat membasahi pelipisnya.

 

DUAR!

 

Salah satu dari tiga penjahat itu melepas tembakannya kearah Jaejoong namun meleset, Jaejoong sontak menunduk, ia benamkan kepala kelututnya, namun otaknya segera tersadar bahwa ia harus pergi dari tempat itu kalau tidak ingin nyawanya melayang, Jaejoong membuka pintu mobilnya yang tidak jauh dari sana dan melajukan mobilnya cepat, penjahat itu kembali melesakan pelurunya mencoba untuk menembak mobil Jaejoong namun meleset, Jaejoong berhasil melarikan diri.

 

“Bagaimana ini?dia kabur” tanya penjahat pertama bertubuh gempal itu kepada kedua temannya.

 

“Biarkan saja akan kita laporkan pada hyung nanti, sekarang kau buang mayat wanita itu ah bakar dulu agar tidak tidak ada jejak”

 

“Ne”

 

*May I Love You*

 

Jaejoong tiba dirumahnya dengan tergesa sambil berlari, wajahnya masih diliputi rasa ketakutan yang amat sangat, bisa dirasakan tubuhnya masih bergetar, ingatannya kembali terbayang pada kejadian yang belum 5 menit terjadi. Ia bersembunyi didalam kamar sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Park Jung Soo ahjussi, kepala pelayan yang sudah mengabdi kepada keluarga Kim, heran melihat kepanikan tuan mudanya itu.

 

TOK TOK TOK!

 

“Jaejoong~shi wae geure?kau baik-baik saja?apa kau sakit?”

 

“………….”

 

TOK TOK TOK!

 

“Tuan muda ada apa?anda kenapa tuan muda?saia masuk ya?”

 

Karena khawatir dengan keadaan tuan mudanya yang sudah ia anggap anaknya sendiri itu, Jung Soo masuk kedalam kamar yang besarnya melebihi ruangan kelas sekolah, pelayan berumur 40an itu mencari sosok Jaejoong namun matanya berhenti ketika mendapati Jaejoong bersembunyi didalam selimut, dilihatnya selimut bergerak tidak teratur karena getaran tubuhnya.

 

“Tuan muda?anda baik-baik saja?tuan muda” Jung Soo duduk disamping Jaejoong dan membuka selimut itu perlahan, dilihatnya wajah Jaejoong yang memucat, keringat dingin membasahi seluruh tubuh Jaejoong.

 

“Tuan muda anda kenapa?anda sakit?” Jung Soo memegangi kening Jaejoong, ‘tidak panas’ gumam Jung Soo dalam hati, ia benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi dengan namja itu.

 

“P….p….pembunuh…ada…ada pembunuh” gugup Jaejoong yang masih bergetar

 

Jung Soo mengerungkan alisnya “Pembunuh?pembunuh dimana tuan muda?tuan muda sebenarnya apa yang terjadi?ceritakan padaku”

 

“Pem…pembunuh…ada pembunuh…wanita itu mati…”

 

Jung Soo semakin tidak mengerti dengan gumaman Jaejoong, ia melihat Jaejoong semakin ketakutan tubuh kurusnya memutuskan untuk memeluk tubuh mungil itu dan berusaha menenangkannya.

 

“Sssshhh uljima….uljima tuan muda, ada aku disini semuanya akan baik-baik saja ne, tenang saja” peluk Jung Soo hangat

 

Jaejoong masih terus menggumamkan kalimat pembunuh…pembunuh…tubuh itu perlahan lemas, Jaejoong tertidur karena lelah, Jung Soo membaringkan dan menyelimuti tubuh  mungil itu lembut.

 

“Tuan muda sebenarnya apa yang terjadi?aku harus menghubungi tuan besar” tatap Jung Soo khawatir.

 

Setelah memastikan Jaejoong tertidur ia segera menghubungi Mr.Kim yang saat ini sedang berada di Jepang untuk urusan bisnis, mendengar terjadi sesuatu dengan puteranya, Mr.Kim segera meluncur(?)kembali ke Korea dengan jet pribadi. Saat itu keadaan sudah berganti malam, namja bertubuh besar itu masuk dengan terburu-buru mencari puteranya.

 

“Mana Joongie~?” tanyanya khawatir ketika baru memasuki rumah besarnya.

 

“Tuan muda masih tidur tuan besar” jawab seorang pelayan itu sambil membungkuk

 

“Tuan besar?” sambut Jung Soo

 

“Jung Soo~ah ada apa dengan puteraku?aku tidak terlalu jelas saat kau menelpon tadi”

 

“Tuan besar, saya juga tidak mengerti apa yang terjadi tapi tadi saat pulang sekolah tuan muda terus saja mengigau pembunuh pembunuh, dia tidak bisa bercerita apapun karena sepertinya tuan muda sangat ketakutan”

 

“Pembunuh?apa maksudnya?”

 

“Permisi, tuan besar ada polisi yang ingin bertemu dengan anda” sahut pelayan lain yang datang menghampiri Mr.Kim

 

“Polisi?” kerung(?)Mr.Kim

 

“Iya tuan, mereka ada di depan sekarang”

 

“Perlu saya yang temui tuan besar?” tawar Jung Soo

 

“Tidak usah, biar aku saja”

 

Mr.Kim kemudian menuju ruang tamu di ikuti Jung Soo, ia menjabat tangan dua orang namja dan satu orang yeoja yang berpakaian tidak seperti polisi kemudian menyuruh mereka semua duduk.

 

“Maaf kami mengganggu waktu anda dengan datang malam-malam begini, apa benar anda Tuan Kim Young Won?” tanya polisi namja bertubuh tegap itu.

 

“Ne benar saia Kim Young Won ada apa?”

“Begini…kami adalah intel dari kepolisian Korea saya Changmin ini Siwon dan ini Ahra, kami ingin bertemu dengan putera anda Kim Jaejoong apa dia ada dirumah?” tanya Changmin.

 

“Bertemu dengan….puteraku?tunggu dulu sebenarnya ada apa ini?apa puteraku melakukan kesalahan?” cemas Mr.Kim

 

“Begini Tuan Kim, anak anda Kim Jaejoong menjadi saksi pembunuhan atas kematian Nyonya Cha Seohyun , ketika kejadian ada saksi mata yang melihat mobil anak anda melaju dengan cepat dan kami menemukan bukti bahwa ada darah Nyonya Cha di perempatan jalan menuju rumah anda”

 

“Saksi?pembunuhan?haha apa-apaan ini?kalian bercanda huh?”

 

“Kami tidak bercanda tuan Kim, anak anda Kim Jaejoong adalah saksi dari pembunuhan sadis ini, kami mengira pembunuhan ini ada sangkut pautnya dengan pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh mafia keluarga Jung khususnya putera mereka Jung Yunho, jadi kami benar-benar ingin meminta keterangan darinya.”

 

“Tapi….”

 

“Tuan besar” Jung Soo melangkah kedepan sekarang tubuhnya sudah sejajar dengan Mr.Kim yang sedang duduk. “Apa ini ada kaitannya dengan kejadian yang tadi saya ceritakan?”

 

“Kejadian?kejadian apa?” tanya polisi yeoja bernama Ahra itu

 

Jung Soo dan Mr.Kim saling berpandangan seolah mereka ragu untuk menceritakannya.

 

“Begini tadi pelayan saia ini mengatakan bahwa anak saya pulang dalam keadaan ketakutan dan dia terus mengigau pembunuh…pembunuh”

“Ne, badannya juga bergetar hebat dia benar-benar ketakutan” sambung Jung Soo.

 

“Maaf…boleh saya menemui putera anda?”

 

“Dia….dia sedang tidur dikamarnya”

 

“Tapi ijinkanlah kami menemuinya sebentar saja, ada yang ingin kami tanyakan”

 

“Tapi…..”

 

“Tolonglah Tuan Kim, kami benar-benar membutuhkan kerjasama anda untuk membongkar kasus ini”

 

Mr.Kim terlihat berfikir sejenak, dia memikirkan keselamatan putera satu-satunya itu.

 

“Baiklah…Jung Soo bangunkan Joongie~”

 

“Baik tuan besar”

 

Jung Soo bergegas menuju kamar Jaejoong yang ada dilantai dua, dibangunkannya Jaejoong perlahan awalnya Jaejoong tidak ingin beranjak dari temapt tidurnya karena masih shock, namun setelah diberitahu bahwa Appanya sudah pulang, Jaejoong langsung bergegas turun. Ia melihat Appanya sedang duduk diruang tamu, dengan cepat ia menuruni tangga.

 

“Appa….” Jaejoong langsung memeluk Appa tercintanya itu.

 

“Joongie~ah?kau sudah bangun?mianhe Appa membangunkanmu”

 

“Appa….aku sangat merindukan Appa, Appa jangan pergi lagi ne, aku membutuhkan Appa” sahut Jaejoong tanpa melepas pelukannya

“Ne Appa juga rindu padamu, hmmm Joongie ini ada yang ingin bertemu denganmu” Mr.Kim melepas pelukan Jaejoong.

 

Jaejoong menatap satu persatu ketiga orang yang ada didepannya heran.

 

“Nuguda?” tanyanya

 

“Ah anyeong Kim Jaejoong~shi perkenalkan namaku Shim Changmin, ini Go Ahra dan ini Choi Siwon”

 

Jaejoong mengangguk pelan, mata besarnya memandang mereka satu persatu.

 

“Jaejoong~shi apa boleh kami menanyakan sesuatu?” tanya polisi cantik bernama Ahra itu

 

“A…ada apa?”

 

“Jaejoong~ah apa yang kau lihat hari ini?” ujar Siwon tanpa basa-basi

 

DEG!

 

Tubuh Jaejoong bergetar tiba-tiba, memorinya terbuka mengingat kejadian buruk yang ia alami tadi sore, wajahnya memucat keringat membasahi wajahnya.

 

“Jo Joongie~ kau tidak apa-apa?” tanya Mr.Kim khawatir sambil mengguncang tubuh puteranya itu.

 

“A…Appa….a….aku ta…kut” ucap Jaejoong dengan bibir bergetar

 

“Kau tidak usah takut Jaejoong~ah ceritakanlah pada kami apa yang terjadi, kami akan melindungimu percayalah” polisi bernama Siwon itu berusaha meyakini Jaejoong. Jaejoong yang masih ketakutan mendadak limbung, ia merasa kepalanya sangat berat mendadak semua pandangannya menghitam, Jaejoong pingsan.

 

*May I Love You*

 

Setelah hari itu, Jaejoong mulai mendapatkan perlindungan super ketat dari kepolisian Korea Selatan, ia adalah saksi kunci untuk bisa menangkap gembong mafia kelas atas bernama Jung Yunho, beberapa hari Jaejoong tidak pergi sekolah setelah keadaannya membaik ia mulai menceritakan apa yang dilihatnya, polisi-pun mulai berusaha mengumpulkan bukit-bukti kejahatan Yunho, perlindungan kepada Jaejoong pun tidak berkurang, beberapa kali ia hampir mati karena ulah orang suruhan Yunho untuk membunuhnya, namun karena reaksi cepat Changmin dan Siwon yang bertugas menjaganya membuat Yunho gagal untuk membunuh Jaejoong.

 

Sebenarnya siapa sih Yunho? Jung Yunho adalah pewaris ‘kerajaan’ mafia anak dari Jung Ji Hoon (RAIN). Perdagangan narkoba kelas dunia, pembunuh bayaran, bahkan usaha-usaha lain yang tidak halal membuat keluarga mafia Jung begitu dihormati oleh mafia lainnya, bisa dibilang keluarga Jung adalah mafia yang paling ditakuti dan disegani tak hanya di Korea saja bahkan mafia yang berasal dari luar negeripun tunduk pada keluarga ini. Ayahnya menyerahkan Korea untuk ‘dipimpin’ Yunho sedangkan Jung Ji Hoon sendiri sibuk mengurusi kerjasama mereka dengan beberapa Yakuza di Jepang.

 

Kenapa polisi tidak menangkap keluarga Jung? UANG, yeah karena adanya permainan politik uang disini, keluarga Jung tidak hanya berteman dengan sesama mafia, namun mereka juga memiliki koneksi dengan beberapa politisi yang duduk dibangku pemerintahan, karena beberapa dari mereka meminta bantuan keluarga Jung untuk bisa meraih posisi menjadi Menteri dan kedudukan nyaman lainnya bahkan wakil presiden Korea adalah salah satu kerabat dekat keluarga Jung. Yunho adalah tipikal namja yang tampan RALAT bukan hanya tampan tapi sangat sangat TAMPAN, kulit coklat eksotisnya dengan perawakan tubuh tegap, tatapan mata tajam, bermulut kecil berbentuk seperti hati serta kemampuan bela dirinya tidak sanggup memudarkan pesona seorang Jung Yunho, banyak keluarga mafia lain yang ‘menyodorkan’ anak gadisnya agar bisa menikah dengan Yunho, namun beberapa kali juga mereka harus kecewa karena Yunho selalu menolak dengan alasan belum siap menikah dan ingin konsentrasi mengurus ‘perusahaan’.

 

Ia tidak memiliki seorang ibu, karena ibunya meninggal saat melahirkan adiknya Jung Jessica. Sejak kecil ia sudah di didik keras oleh Appanya agar suatu hari ia mampu mengurus ‘perusahaan’. Jessica sang adik saat ini berkuliah di London, ia berbeda dengan Yunho yang tertarik dengan dunia kelam, Jessica lebih memilih jalur yang ‘benar’ ia ingin menjadi pengacara, sangat bertolak belakang bukan?

 

“Hyung….bagaimana ini?polisi hampir mengumpulkan bukti-bukti untuk menangkap kita, bahkan salah satu pabrik obat kita di Nohwon sudah mereka temukan”

 

Yunho masih sibuk berlatih Hapkido-nya

 

“Hy Hyung….bagaimana?”

 

BRAK!

 

Tangan kekar Yunho mematahkan pintu kayu, membuat orang-orang yang ada disampingnya menundukan wajah mereka takut.

 

“Hffffftttt….” Yunho menghela napas, dia berjalan kepinggir ruangan mengambil handuk dan meminum air mineralnya.

 

“Siapa namanya?” tanya Yunho santai

 

“K Kim Jaejoong”

 

“Kim Jaejoong?hmmmm mana profilnya?” sahut Yunho yang masih asik menenggak air mineralnya, sang ajudan(?)itu mengeluarkan map merah dan memberikannya pada Yunho. Yunho menaruh botol minumnya kemudian membuka map itu dan membacanya dengan serius, terdapat foto Jaejoong yang sedang tersenyum disana.

 

“Menarik…apa dia namja?kenapa dia bisa cantik begini?”

 

Dua ajudan(?)terdekat Yunho Lee Donghae dan Lee Hyukjae itu saling berpandangan heran dengan perkataan bosnya.

 

“Kalian berdua aku bertanya pada kalian, apa dia namja?”

 

Donghae dan Hyukjae kembali terkejut dan segera menjawab pertanyaan bosnya itu.

 

“N Ne dia namja Hyung”

 

“Hmmm…arrata” Yunho terlihat berfikir, kemudian ia menyunggingkan senyum manisnya kearah Donghae dan Hyukjae

 

“Baiklah dia biar aku yang urus sedangkan kalian tetap fokus pada dua polisi brengsek Shim Changmin dan Choi Siwon itu, jangan sampai mereka kembali menemukan bukti-bukti oh ya segera tingkatkan keamanan pabrik kita di Mokpo, Gwangju, Chungnam dan Incheon arrata?”

 

“Ne Hyung” Donghae dan Hyukjae segera pergi dari tempat itu untuk segera menyusun rencana, sedangkan Yunho masih terdiam disana memandangi foto Jaejoong.

 

“Namja yang cantik….” Gumam Yunho sambil menunjukan smirknya.

 

 

*DONGBANG SENIOR HIGH SCHOOL*

 

“Jae?sedang apa kau?kenapa belum pulang” tanya Yoochun ketika melewati perpustakaan dan dilihatnya Jaejoong masih belum pulang.

 

“Chunnie?ah ini aku sedang mencari bahan untuk perlombaan Kimia Fisika nanti, kau sendiri belum pulang?” jawab Jaejoong sambil mencari-cari buku.

 

“Ne ini aku mau pulang, tadi aku habis menemui Yoona dibelakang”

 

“Mwo?menemui Yoona?dibelakang?Aigo~~~~ apa yang kau lakukan disana Chun?”

 

PLETAK!

 

Yoochun memukul kepala Jaejoong pelan, Jaejoong memanyunkan bibirnya imut.

 

“Jangan manyun seperti itu kau semakin mirip yeoja”

 

“Mwo?Ya Park Yoochun!!”

 

“Arra arra aku sedang tidak ingin bertengkar, tadi aku berencana ingin memutuskan Yoona tapi dia tidak mau eeerrrr membuat kepalaku pusing” Yoochun memijat jidat lebarnya(?)pelan.

 

“Cih dasar playboy, suruh siapa kau punya banyak yeoja?Suzy, Kahi, Yoona, Sunny, omo siapa lagi yeojamu yang tidak aku ketahui huh?aigoooo~~~~” (author author ISTRI SAH PARK YOOCHUN#acung2tangan)

 

“YA! kubilang aku tidak ingin bertengkar jadi jangan mengejek ku, lagipula yeoja-yeoja itu yang mengejar dan memintaku menjadi kekasih mereka jadi yaaaaa sayang kan kalau ditolak”

 

“Hah?Pabo~” cuek Jaejoong membuka bukunya

 

“Kau juga cepat cari pacar tidak peduli namja atau yeoja yang penting kau sibukan dirimu jangan hanya dengan buku saja kau pacaran”

 

“………….”

 

“Kau mendadak tuli ya?aish yasudahlah aku mau pulang, btw kemana dua polisi itu?” ejek Yoochun lagi yang perkataannya tidak digubris Jaejoong. Yoochun yang sudah mengetahui keadaan Jaejoong saat ini juga sedikit cemas ia tidak ingin terjadi sesuatu pada sahabat kecilnya itu.

 

“Hm?Changmin~shi dan Siwon~shi aku suruh tunggu diluar, aku sedang ingin berkonsentrasi demi perlombaan ini”

 

“Baiklah tapi setelah ini cepat pulang ne, aku tidak mau terjadi apa-apa denganmu”

 

“Kyaaaaaaa uri Yoochunnie perhatian sekali padaku, kau menyukaiku ya?” goda Jaejoong

 

“Aku masih normal biarpun kau secantik putri salju aku tetap akan mencari wanita, kau sahabatku sejak kita masih TK jadi…..berhati-hatilah ne”

 

“Hihihihiii ne gomawo Yoochunnie, kau juga hati-hati”

 

“Hm, aku pulang dulu ya?”

 

“Ne bye…”

 

“Bye…”

 

Yoochun meninggalkan Jaejoong yang sedang asik sendiri dengan bukunya, seluruh siswa dan penjaga perpustakaan sudah pulang terlebih dahulu, Jaejoong memang biasa membaca di perpustakaan seusai pulang sekolah, pihak sekolahpun tidak keberatan karena yap Kim Jaejoong adalah siswa kesayangan dan kebanggaan sekolah DONGBANG, ia terlihat mencatat dan membaca buku itu tanpa dia sadari ada yang berjalan mendekatinya.

 

“Permisi…apa anda Kim Jaejoong?” tanya namja tampan bertubuh tinggi dengan pakaian hitam dan topi itu.

 

“Ne nuguseo?” jawab Jaejoong polos

 

“Aku…..” namja itu menundukan kepala dan membisikan sesuatu ditelinga Jaejoong “Jung…..Yunho”

 

Mata kucing(?)milik Jaejoong melebar ia menutup mulut dengan tangannya tubuhnya mendadak kaku ketika mendengar nama itu, nama yang sudah beberapa kali mencoba ingin membunuhnya, namun aneh ia tidak merasa takut, perasaannya lebih ke gugup padahal orang ini sedang bernafsu untuk mencabut nyawanya.

 

“K kau….M mau…A Apa?” gugup Jaejoong

 

“Kau ikut denganku”

 

“SHIRUH!” Jaejoong berdiri tubuhnya berjalan kebelakang menghindari Yunho, meskipun ia tidak takut tapi ia tidak mau ikut dengan namja yang baru dilihatnya itu.

 

“Hahahaa wae?kau mau berteriak?teriak saja tidak ada siapapun, kedua polisi penjagamu sudah kubuat pingsan, ikutlah denganku”

 

“Kyaaaaaaaa menjauh dariku aku mohon jangan sakiti aku Yunho~shi jebbal, aku akan memberikan apapun yang kau mau tapi kumohon lepaskan aku”

 

Jaejoong tersudut tubuhnya melemas jatuh kebawah, air matanya mulai menetes, ia menyembunyikan wajahnya sambil memeluk lutut. Yunho yang melihat itu entah kenapa jadi merasa sakit di dada sebelah kirinya, ia menatap Jaejoong sendu dan berjongkok didekatnya.

 

“Aku tidak akan menyakitimu percayalah padaku”

 

Jaejoong mengangkat wajahnya menatap Yunho, kedua mata mereka kini saling bertemu. Ada rasa hangat mengalir didalam tubuh Jaejoong ketika menatap si pemilik mata musang itu, tatapannya tajam namun ia merasa tidak terintimidasi melainkan ia merasa terlindungi ‘aneh’ pikirnya.

 

“Benarkah kau tidak akan menyakitiku?”

 

Yunho menggeleng sambil tersenyum.

 

“La….lalu apa yang kau inginkan dariku?bukankah kau kesini untuk ….membunuhku?”

 

“Aniya~ aku tidak ingin membunuhmu, sayang kalau wajah seindah ini terlalu cepat mati” Yunho mengelus pipi lembut Jaejoong, Jaejoong memundurkan kepalanya namun tak dipungkiri ada rasa nyaman ketika Yunho mengelusnya lembut seperti itu.

 

“Aku tidak akan membunuhmu tapi…..aku akan menculikmu”

 

GREP!

 

Yunho dengan cepat menutup mulut Jaejoong dengan sapu tangan yang dicampur klorofon yang sudah dia siapkan sejak tadi, tubuh Jaejoong yang awalnya meronta kini lemas terjatuh dalam pelukannya.

 

“Mianhe hm?aku tidak akan menyakitimu, tapi…..ijinkan aku untuk mengenalmu”

 

Yunho mengangkat tubuh ramping itu dan memasukannya kedalam mobil yang ia parkir dibelakang sekolah.

 

*May I Love You*

 

Jaejoong mengerjap-ngerjapkan matanya mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam pupil matanya, ia menggelengkan kepala yang sedikit pusing kemudian menatap ruangan yang disadarinya bahwa ini bukan kamarnya, ia bingung kenapa bisa ada disini tapi kemudian ia ingat kejadian tadi sore, ia bertemu dengan Yunho, Yunho seseorang yang ingin membunuhnya.

 

KLEK

 

Pintu besar nan mewah itu terbuka, seketika pandangan Jaejoong menatap kesana.

 

“Eh?kau sudah bangun?” tanya namja yang ternyata adalah Yunho, dia masuk dengan nampan berisi makanan ditangannya.

 

“K Kau?a…apa yang kau inginkan?kenapa kau membawaku kesini?” tubuh Jaejoong kembali bergetar tanda ia sangat ketakutan.

 

“Ssssttt tenanglah kan sudah aku bilang aku tidak akan menyakitimu, ini makanlah kau pasti lapar” Yunho menaruh makanan itu dimeja samping ranjang Jaejoong.

 

“Kumohon ijinkan aku pulang, jangan sakiti aku….aku aku berjanji tidak akan bersaksi lagi tapi kumohon ijinkan aku pulang” mata indah Jaejoong kini berkaca-kaca, membuat hati Yunho tiba-tiba melemah, dia duduk disamping Jaejoong mencoba menenangkannya.

 

“Hey jangan menangis aku tidak akan menyakitimu percayalah padaku hm?”

 

“Lalu hiks untuk apa hiks kau membawaku kesini hiks” isak Jaejoong

 

“Aku….aku….tentu saja agar kau tidak bicara macam-macam lagi pada polisi” bohong Yunho yang sebenarnya ia ingin lebih dekat dengan ‘musuhnya’ itu

 

“Demi Eommaku di Syurga aku berjanji tidak akan bicara apa-apa, tapi tolong ijinkan aku pulang Appaku pasti sangat mengkhawatirkan aku, kumohon lepaskan aku”

 

Yunho sedikit terkejut ketika mengetahui bahwa Jaejoong juga tidak mempunyai Eomma seperti dirinya, ia menjadi semakin kasihan terhadap namja paling cantik yang pernah ia temui itu. Tanpa sadar ia membelai rambut Jaejoong lembut.

 

“Aku mohon jangan takut padaku, aku akan melepaskanmu setelah aku….setelah aku….” Yunho tidak sanggup mengatakan apapun dia terpesona oleh kecantikan dan kesempurnaan yang dimiliki Jaejoong, ia menatap mata Jaejoong lekat.

 

“K kau jangan me…menatapku terus” ucap Jaejoong membuyarkan tatapan Yunho, ia memalingkan wajahnya berusaha menghindari mata Jaejoong, ia melihat kearah meja disamping ranjang itu dan mengambil nampan yang berisi makanan itu.

 

“Kau….makanlah, habiskan kalau tidak nanti kau sakit, setelah itu istirahatlah”

 

“K kapan aku bisa……pulang?” tanya Jaejoong ragu sambil mengigit bibir bawahnya takut

 

“Nanti” Yunho berdiri dan meninggalkan Jaejoong yang terpaku menatap makanannya, Jaejoong memanyunkan bibirnya membuat Yunho gemas dan tersenyum kearahnya.

 

Sementara itu kepanikan melanda(?)kediaman keluarga Kim, ruang tamu berasitektur eropa keemasan itu  mendadak ramai,  beberapa polisi tak berseragam berkumpul mendiskusikan tentang hilangnya Kim Jaejoong, tak terkecuali Mr.Kim yang cemas luar biasa, dirinya tidak bisa diam tempat dia terus saja bolak balik kesana kemari kalau pun duduk dia akan berdiri lagi dan kembali mondar mandir terus saja seperti itu.

 

“Tuan Kim tenanglah kami akan mencari cara untuk mengetahui keberadaan putera anda” sahut Changmin yang mengetahui kekhawatiran salah satu orang terkaya di Korea itu.

 

“Mwo?tenang katamu?bagaimana aku bisa tenang jika puteraku satu-satunya sedang berada di tangan orang yang ingin membunuhnya!”

 

“Kami akan mencari Jaejoong Tuan Kim percayalah pada kami” pinta Siwon kali ini.

 

“Percaya?hah…aku sudah mempercayakan puteraku pada kalian, tapi sekarang?puteraku justru menghilang bersama dengan pembunuh itu!”

 

“Tuan Kim aku mohon tenanglah sedikit, kami…..kami pasti bisa menemukan Joongie” Ahra tak ketinggalan menenangkan Mr.Kim.

 

“Tuan besar….saia mohon anda tenang sedikit yakinlah bahwa Joongie akan baik-baik saja” Kepala pelayan Jung Soo mencoba menenangkan majikannya itu.

 

“Jung Soo, apa dia akan baik-baik saja?apa dia akan pulang kesini dengan selamat? tahu akan begini jadinya aku lebih baik membawa Joongie pergi dari negara ini, aku…..aku tidak ingin kehilangannya Jung Soo~ah”

Mr.Kim yang biasanya selalu terlihat tegar kini mulai melemah tangisannya terisak dia menutupi wajahnya dengan kedua tangan sambil terduduk di sofa, semua yang melihat menjadi sangat prihatin, mereka juga sama mencemaskan Jaejoong terlebih Changmin, hampir 2 minggu ini selama menjaga Jaejoong dia merasa Jaejoong sudah seperti adiknya(?)Jaejoong juga senang dengan keberadaan Changmin dia jadi mempunyai teman dirumah, yah selama bertugas Changmin dan Siwon menginap dirumah kediaman Kim dan membuat mereka menjadi akrab satu sama lain.

 

“Tuan Kim tenanglah saya tahu seperti apa Yunho itu, dia pasti menginginkan sesuatu dari Joongie~ karena kalau memang ia ingin  membunuhnya kenapa tidak saat dia menemukan Joongie saja, kenapa mesti menculiknya?saya yakin dia menginginkan sesuatu” ucap Changmin yakin

 

“Apa?apa yang penjahat itu inginkan?uang?perusahaanku?atau bahkan nyawaku ambilah tapi jangan puteraku”

 

“Tidak, pasti bukan uang karena kekayaan keluarga Jung sudah tidak ternilai, tapi….pasti ada yang lain yang belum kami ketahui” timpal Siwon

 

“Lalu…lalu sekarang bagaimana?” tanya Mr.Kim lagi masih dengan air mata yang mengalir

 

“Selagi kami melacak keberadaan Joongie, saya mohon tuan Kim tetap berada dirumah karena…..kami tidak ingin sesuatu terjadi dengan anda lagipula saya yakin Joongie~ akan menghubungi anda nanti” saran Changmin “Tuan Kim, saya mohon percayalah padaku, saya juga sangat menyayangi Joongie dia sudah seperti adik saya sendiri jadi saya akan berusaha keras menyelamatkannya” ucap Changmin lagi memberi keyakinan pada Mr.Kim.

 

Mr.Kim menatap mata Changmin lekat tidak ada keraguan disana, mungkin ia akan mencoba kembali  percaya pada polisi bertubuh jangkung dan tampan itu. ia menghela napasnya berat dan berharap bahwa putera satu-satunya akan selamat dan kembali ke sisinya.

 

*May I Love You*

 

“HOSH!”

 

“HOH!”

 

“HAIK!”

 

Jaejoong terkejut mendengar suara yang datangnya dari arah luar, tubuh indahnya menggeliat pelan rupanya karena kelelahan ia tertidur semalam meskipun sebenarnya ia tidak ingin memejamkan mata karena takut kalau dia sedang tidur akan ada yang membunuhnya namun matanya tidak bisa diajak kompromi ia tetap saja tertidur, ia mengecek keadaan tubuhnya yang masih utuh tanpa cacat dan menghela napas lega.

 

“HOSH!”

 

“HAH!”

 

Suara itu kembali terdengar, perlahan Jaejoong melangkah kearah jendela dan membukanya lebar, kamar itu terletak dilantai. Ia sedikit takjub ketika melihat ada sekitaran 100an orang sedang berlatih Karate, terlebih lagi bahwa namja tampan bermata musang itu yang memimpinnya, mata besarnya menatap Yunho tak berkedip karena dilihatnya pria itu sangat tampan menggunakan seragam Karate membuatnya semakin…..manly.

 

“Kau sudah bangun?” tanya Yunho yang mengetahui bahwa Jaejoong melihatnya sedari tadi senyum indah memperlihatkan gigi putihnya yang tertata rapih

 

“Kau lihat aku disini berarti aku sudah bangun” celetuknya kesal.

“Haahhahahaaa baiklah kalau begitu turunlah”

 

“Shiruh”

 

“Wae?apa kau mau dikamar terus seharian?”

 

“Kalau begitu ijinkan aku pulang”

 

“Kau ini cerewet sekali, nanti aku akan melepasmu tenang saja sudah turun sini”

 

“Aku tidak mau nanti…..kau akan membunuhku” pout Jaejoong

 

“Mwo?” Yunho tak bisa menahan tawanya, ia tertawa sangat keras di ikuti oleh semua ‘pasukannya’ yang sedang berlatih.

 

“Kau ini bernar-benar lucu ya?kalau aku mau membunuhmu sudah dari kemarin saat aku menculikmu kau turun atau aku naik keatas dan memaksamu untuk turun kesini”

 

“Ish…arra aku turun”cibir Jaejoong, meskipun dia sedikit ragu tapi entah dorongan darimana ia begitu saja menuruti perkataan Yunho.

 

Jaejoong yang masih menggunakan seragam sekolahnya kini tiba disebuah taman yang sangat luas, bulu kuduknya bergidik melihat ‘pasukan’ yang begitu banyak dan menatap dirinya dari atas sampai bawah, anehnya ia tidak merasa takut akan keberadaan orang-orang yang awalnya ingin membunuhnya itu, ia sedikit heran karena semua orang disana tersenyum ramah kepadanya.

 

“Kemarilah kau berdiri disampingku, ah kau bisa karate?” tanya Yunho yang kini sudah berdiri disampingnya.

 

“Hm?Karate?aku namja tentu saja bisa”

 

“Jinjja?kalau begitu perlihatkan padaku satu jurus”

 

“Jurus?Hmmmmm…” Jaejoong terlihat berfikir wajah cantiknya terlihat begitu menggemaskan membuat siapapun yang melihatnya gemas tak terkecuali Yunho.

 

“Chakkam, Chunnie pernah mengajarkan satu jurus padaku” Jaejoong terlihat bersiap-siap tiba-tiba saja kakinya menendang ke udara, namun karena tidak terbiasa kaki yang harus agak sedikit naik keatas itu malah sejajar dengan badannya membuat semua orang tertawa melihat tingkah Jaejoong.

 

“Ya!kenapa kalian tertawa?ini yang diajarkan Chunnie padaku, hmmm tapi kenapa kaki Chunnie bisa melambung tinggi ya?” Jaejoong memperhatikan kakinya sendiri

 

“Aigooo~~~~ kau ini benar-benar menarik Jaejoong~ah wajahmu cantik, tubuhmu indah, kau juga bersikap seperti yeoja jangan-jangan sebenarnya kau yeoja yang terperangkap kedalam tubuh namja ya?” goda Yunho

 

“Mw…mwo?Ya!Jung Yunho kau meledekku?kau sama saja seperti Chunnie”

 

“Daritadi kau terus saja menyebut namanya, siapa dia?” tanya Yunho sedikit ada rasa tidak senang ketika Jaejoong menyebut namja lain.

 

“Hm?Chunnie?ah aku dan Yoochun tumbuh bersama kami bersahabat sejak masih TK”

 

Yunho hanya bergumam O pelan, sedikit ada kelegaan dihatinya.

 

“Baiklah kau akan kuajari Karate”

 

“Mwo?Shiruh….untuk apa belajar karate?”

 

“Agar kau bisa melindungi dirimu pabo~”

“Aku tidak mau, karate melelahkan lebih baik aku belajar matematika, kimia atau fisika saja” manyun Jaejoong

 

Belum sempat Yunho menjawab terdengar ada yang memanggil namanya, ia melihat sesosok(?)namja imut berlari menuju kearahnya.

 

“Yunho hyuuuuuuuuunnngg~~~”

 

“Su~ie? Kau tidak sekolah?”

 

Namja bernama Junsu itu mendekati Yunho dan mencoba mengatur napasnya yang masih tersengal.

 

“Hosh..hosh…hari ini libur hyung karena hosh….hosh…ada pertandingan olah raga antar kelas aku malas datang hosh hosh….eh nuguya?pacarmu hyung?whoaaa neomu yeppo”

 

Jaejoong membelalakan matanya ketika Junsu menyebut ‘pacar’ terlihat semburat merah diwajah putihnya.

 

“Aish kau jangan aneh-aneh dia temanku namanya Kim Jaejoong, nah Jae ini Kim Junsu dia adik sepupuku”

 

“Anyeong Kim Junsu imnida” ucap Junsu ramah sambil membungkuk

 

“A anyeong Kim Jaejoong”

 

“Hihihihiiii chakkam, kau ini namja atau yeoja? dari pakaianmu kau seperti namja tapi kenapa bisa cantik begini?”

 

Junsu mendekatkan wajahnya kewajah Jaejoong dan memperhatikan betapa sempurnanya wajah tanpa cacat itu. Jaejoong hanya bisa menunduk malu, ia sebenarnya benci kalau ada yang mengatakan wajahnya cantik dia namja dan dia lebih suka disebut tampan atau keren.

 

“Ya Su~ie jangan menatapnya seperti itu lihat dia jadi takut padamu”

 

“Eh?Joongie kau takut padaku?”

 

“J Joongie?”

 

“Ne, apa aku boleh memanggilmu Joongie saja?Jaejoong Nampak tidak terlalu cute, boleh ya boleh ya?” rengek Junsu sambil menggoyang-goyangkan lengan Jaejoong

 

“I i iya b boleh…”

 

“Jinjja?aaaahh gomawo Joongie~ah” Junsu memeluk Jajeoong erat membuat Jaejoong sedikit tersentak kebelakang. Yunho hanya tersenyum melihat tingkah kekanakan Junsu, tidak biasanya ia mudah akrab dengan orang baru bahkan dengan Jessica saja ia tidak begitu akrab.

 

“Su…kau mencekiknya jangan terlalu kencang begitu, baiklah latihan hari ini selesai semuanya kembali ke posisi masing-masing” teriak Yunho memberi interuksi kepada semua bawahannya.

 

“Ne Hyung!” jawab semua orang serempak sembari membungkuk memberi hormat.

 

“Nah Su kau sudah sarapan?” tanya Yunho di ikuti gelengan cepat dari Junsu

 

“Ne kita sarapan dulu, Jae kajja” ucap Yunho

 

Jaejoong berjalan dibelakang Yunho dan Junsu yang terlihat asik mengobrol, matanya tidak henti menatap Yunho, ternyata Yunho tidak seburuk yang dia kira, bisa dia lihat bahwa Yunho sangat lembut saat berbicara dengan Junsu, ia juga beberapa kali melihat Yunho tertawa membuat Jaejoong tak berhenti berkedip melihat betapa tampannya seorang Jung Yunho. Sesampainya di meja makan, Junsu dengan cepat duduk disamping Yunho yang duduk ditengah, sebagai ‘pemimpin’ tentu saja Yunho harus duduk di kursi tengah sedang Jaejoong dengan ragu duduk disamping Junsu.

 

“Hm” gumam Junsu

 

“Wae?” tanya Yunho heran melihat raut tidak senang Junsu

 

“Aku bosan makan ini terus, aku mau makan yang lain”

 

“Eh?wae Su?ini kan Salmon Sashimi favoritmu….”

 

“Tapi hyung aku bosan, aku ingin makan yang lain” rengek Junsu

 

“Arra arra aku akan suruh Wookie untuk memasakan menu lain ne…”

 

“Shiruh, aku bosan dengan masakan Wookie hyung!”

 

“Su~ie jangan manja begitu biasanya juga suka dengan masakan Wookie, ini makanlah dulu nanti sore kita makan diluar oke?”

 

“Shiruh!aku tidak mau makan” Junsu terlihat kesal dia melipat tangannya, kalau sudah begini Yunhopun tidak bisa membujuknya dia menghela napas karena bingung harus berbuat apa.

 

“B biar aku yang….masak” ucap Jaejoong tiba-tiba

 

Junsu dan Yunho menoleh bersamaan kearah Jaejoong

 

“Kau bisa masak?” tanya Yunho ragu

“Joongie~~~~~ kau bisa masak?jinjja?jinjja?”

 

Jaejoong hanya mengangguk kemudian ia menarik kursinya dan berdiri

 

“Dimana dapurnya?” tanya Jaejoong

 

Yunho yang masih melongo(?)karena pengakuan Jaejoong yang bisa memasak hanya terpaku menatap Jaejoong, ia berfikir sungguh sempurna namja yang satu ini dan  hal itu membuatnya semakin kagum.

 

“Aku antar…”  sambut Junsu semangat dan menarik lengan Jaejoong menuju dapur.

 

Dengan cekatan Jaejoong menyiapkan semua bahan-bahan, dia akan memasak bulgogi with cream sauce. Jaejoong bukan tipikal anak manja yang tidak bisa melakukan apapun, terkadang ia sendiri yang menyiapkan makanan untuk Appanya, dia sangat suka sekali memasak. Junsu duduk dan memandang Jaejoong dengan tatapan gembira, dengan sekejap Jaejoong dan Junsu sudah menjadi akrab, keduanya terlibat percakapan seru(?)sambil tetap Jaejoong berkonsentrasi memasak. Yunho yang sejak tadi terdiam duduk di meja makan kemudian beranjak ke dapur karena didengarnya suara tawa Jaejoong dan Junsu yang membuatnya penasaran akan apa yang terjadi.

 

Ia bersender dan memandangi kedua namja imut(?)itu sambil tersenyum, sesekali Junsu menggoda Jaejoong dengan menyembunyikan entah itu pisau, tomat, garam atau apapun, kejadian itu tentu saja mengundang tawa Yunho.

 

Yunho’s POV

Cantik, pintar memasak, lemah lembut, ah dia benar-benar sempurna untuk ukuran namja, semua tipe idealku ada di dalam dirinya, aish Jung Yunho apa yang kau pikirkan!

Yunho’s POV End

 

“Yunho~shi?” tanya Jaejoong membuyarkan lamunannya

 

“Hm?aku benar-benar takjub ternyata ada namja yang pandai memasak seperti-mu”

 

BLUSH~~~~

 

Dipastikan wajah Jaejoong sudah memerah sekarang, ia memang biasa dipuji oleh Appanya, Yoochun dan orang-orang rumah namun dia merasa sangat tersanjung ketika Yunho yang memuji kemampuan memasaknya.

 

“Hahahaahhaaa wajahnmu kenapa jadi merah begitu?lanjutkan masaknya, ah iya panggil aku Yunho atau Yun saja, jangan pakai Shi~ terdengar lebih tua padahal usiaku baru 25” jelas Yunho dan mendapat anggukan gugup dari Jaejoong.

 

Tak berapa lama masakan-pun selesai, Junsu membantu menata piring sedangkan Jaejoong membawa hasil masakan-nya keruang makan. Junsu yang saat ini sudah duduk dihadapan Jaejoong menatap Jaejoong dan Yunho bergantian.

 

“Wae?” tanya Jaejoong

 

“Kalian benar-benar seperti pasangan suami istri, Appa, Umma dan aku anak-nya hahahahaha”

 

Ucapan Junsu sontak membuat Yunho dan Jaejoong tersipu keduanya nampak gugup dan mencoba untuk bersikap biasa, namun bisa dilihat dari bahasa tubuh mereka kalau saat ini mereka berdua merasa kikuk satu sama lain. Karena panggilan diperutnya sudah tidak bisa kompromi lagi Junsu langsung menyiduk(?) nasi dengan porsi seolah-tidak-makan-seminggu kemudian ia mengambil Bulgogi with Cream Sauce yang terlihat seperti melambaikan tangan kearah-nya, ia makan dengan semangat. Ternyata benar adanya bahwa Jaejoong pandai memasak terbukti dari tidak adanya sedikitpun sisa makanan disana, Junsu terlihat gontai karena kekenyangan dan Yunho yang biasanya jarang sekali menambah porsi makannya kali ini tidak bisa menolak masakan Jaejoong.

 

“Joongie~~~ aku kekenyangan….masakanmu benar-benar enaaaak ah mashita” ucap Junsu lemas sambil terkapar di meja makan karena kekenyangan.

 

“Gomawo Su~ie” jawab Jaejoong sambil tersenyum “Hmmm Y Yun…enak tidak?” tanya Jaejoong ragu-ragu

 

“Aku sudah menambah 3 kali apa itu belum cukup bukti kalau masakanmu itu enak?”

 

Jaejoong tersenyum simpul sambil tertunduk, ada rasa senang ketika Yunho menyukai masakannya.

 

“Perutku sudah kenyang sekarang aku mau main dulu, Joongie~ah nanti masak lagi ne”

 

“Kau mau main kemana?jangan keluar halaman” sahut Yunho

 

“Aku mau main sama Shindong hyung kemarin Shindong hyung berjanji bertanding bola padaku dan akan kutagih hari ini hahahahah….”

 

“Ya Kim Junsu jangan berlari seperti itu kau baru makan nanti perutmu sakit, aish bocah itu susah sekali dikasih tau”

 

Junsu meninggalkan Jaejoong dan Yunho berdua di meja makan, untuk beberapa menit keduanya hanya diam tanpa suara.

 

“Junsu itu…..anaknya sangat lucu ya?menyenangkan” ucap Jaejoong membuka pembicaraan.

 

“Hm?ah ne Su~ie memang sangat menyenangkan, dia agak manja tapi yah kau tau kami semua menyayanginya, aku sudah menganggap dia seperti adik kandungku sendiri”

 

“Kalau Junsu tinggal disini lalu orang tuanya dimana?” tanya Jaejoong penasaran

 

“Orang tua Junsu…..sudah meninggal 2 tahun yang lalu, mereka meninggal karena….” Yunho menggantungkan kalimatnya

 

“Wae?”

 

“Orang tua Junsu dibunuh, yeah kau tau seperti apa keluargaku bunuh membunuh sudah tidak asing dalam dunia mafia, Kim Ahjussi dan Kim Ahjumma adalah salah satu orang kepercayaan Appa untuk mengurusi beberapa bisnis mungkin karena ada yang tidak suka mereka akhirnya dibunuh dengan cara meracuni mereka, dan karena janji Appa untuk menjaga Junsu akhirnya mulai saat itu Su tinggal bersama kami, dan aku bertanggung jawab untuk menjaganya” Jelas Yunho panjang lebar

 

“Jinjjayo?kasihan sekali Su~ie” terlihat jelas raut sedih dari wajah manis Jaejoong

 

“Hm…dia sempat trauma namun sedikit demi sedikit ia bisa melupakan kejadian dimana ayah dan ibunya sekarat, setahun kemudian pembunuhnya ditemukan kami ingin membalas dendam, tapi Junsu malah melepas mereka dan menyerahkannya pada polisi, dia berfikir kalau dia juga membunuh mereka itu sama saja jahatnya dia dengan penjahat itu, Su juga berfikir kalau mereka pasti punya anak dan Su tidak mau anak-anak itu bernasib sama dengannya, yah begitulah Junsu kami, sangat polos dan baik hati(Junsu kisseu kisseu author karena udah dipuji*digamparXiahtic*)”

 

“Yun….aku…..aku ingin bertanya”

 

“Tentang?”

“Itu….waktu itu….kenapa kau…..membunuh….wanita….itu” ucap Jaejoong terbata-bata

 

“Ah itu….Seohyun?aku tidak akan menjelaskannya sekarang nanti juga kau akan tau sendiri”

 

“Lalu….kau….masih berminat….membunuhku?” tanya Jaejoong hati-hati

 

“Kau ini dari kemarin bicaranya bunuh membunuh saja apa kau tidak takut?dengar….kalau aku ingin membunuhmu sudah sejak kemarin aku lakukan, lagipula aku menahanmu disini karena aku tidak mau kau cerita apapun kepada polisi arrata?Hmmm mungkin awalnya memang aku ingin membunuhmu tapi…..setelah melihatmu aku merasa….tidak tega”

 

“Hm?tidak tega?wae?”

 

“Hyung gawat….” belum sempat menjawab Yunho dikejutkan dengan suara Donghae dan Hyukjae yang masuk tiba-tiba

 

“Ada apa?” suara Yunho terdengar tegas

 

Donghae membisikan sesuatu ke telinga Yunho mata musangnya melebar seketika.

 

“Kita pergi” Yunho berdiri namun sebelum pergi ia melihat kearah Jaejoong

 

“Kau jangan kemana-mana tinggalah disini dulu, baju-bajumu sudah aku siapkan jadi anggap saja rumahmu sendiri”

 

Setelah itu Yunho pergi didampingi Donghae dan Hyukjae meninggalkan Jaejoong yang masih terpaku di meja makan. Ia menyender pada bangkunya bingung harus mengerjakan apa, ia juga sedikit takut karena tidak ada Yunho disampingnya yah Jajeoong merasa membutuhkan Yunho untuk melindunginya, bagaimana jika nanti ada yang meracuninya atau tiba-tiba saja membunuhnya, namun segera saja pikiran buruk itu Jaejoong hilangkan, Yunho adalah ‘bos besar’ tentu saja mereka harus menurutinya dan menjaga Jaejoong, lagipula Yunho juga sudah mengatakan bahwa ia tidak ingin membunuhnya. Dengan langkah gontai ia berjalan menuju kamar namun langkahnya terhenti ketika mendapati sebuah foto yang tergantung di dinding berwall coklat ke emasan itu.

 

“Hmmmm ini pasti foto keluarga Yunho, ini Appa, Eomma, Yunho dan…..wait ini siapa?aish cantik sekali…apa dia kekasih Yunho?tunggu…apa Yunho sudah menikah?omo….aih Kim Jaejoong apa yang kau pikirkan…memangnya kalau dia sudah menikah kenapa?pabo pabo pabo…” gumam Jajeoong sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.

 

Ia menghela napas kemudian berjalan lagi menuju kamarnya, badannya terasa tidak enak karena ia belum mandi dari kemarin sejak ia diculik, ia pun memutuskan untuk mandi, setelah memastikan pintu kamar dan kamar mandinya terkunci Jaejoong melepas semua pakaiannya dan berendam di bath up yang berisi air hangat (author ngintip#diseretpapiUno)

 

“Aaaaahhh nyamannya….”

 

Sejenak Jajeoong membiarkan dirinya santai, air hangat yang melingkupi(?)tubuhnya membuatnya sangat nyaman seolah ia dipijit lembut, Jaejoong memainkan busa-busa sabun yang mengelilinginya dan meniupkannya membuat kamar mandi itu penuh dengan gelembung busa, yah uri Kim Jaejoong sangat menikmati mandi paginya saat itu.

 

*May I Love You*

 

Sudah hampir seminggu Jaejoong meninggalkan rumah dan tidak ada yang mengetahui keberadaannya, polisi sudah berusaha mencari namun hasilnya nihil, Mr.Kim juga seperti sudah putus asa akan keberadaan puteranya ia mengira bahwa Jaejoong sudah tewas terbunuh, karena pikirannya yang kacau membuat kondisi tubuhnya melemah dan jatuh sakit, saat ini ia dirawat dirumahnya sendiri didampingi beberapa suster dan sesekali dokter datang untuk mengecek kesehatannya, ia terus saja mengigau memanggil-manggil putera kesayangannya itu.

Berbeda dengan Jaejoong yang merasa kerasan tinggal dirumah Yunho, ia mengajari Junsu matematika fisika kimia dan pelajaran yang tidak dimengerti Junsu, ia juga memasak makanan untuk Junsu dan Yunho jika mereka meminta dan bahkan membantu Yunho memecahkan sedikit masalah di perusahaan. Mereka sudah akrab satu sama lain menjadi seperti teman dan Yunho hampir lupa tujuannya untuk menculik Jaejoong ia sudah terpesona oleh keindahan yang terus saja namja itu berikan, rasanya ia ingin memiliki Jaejoong seutuhnya.

 

Sore hari terasa begitu gelap langit mendung seperti akan turun hujan, Jaejoong berada dikamarnya dan duduk dipinggir jendela sambil menatap langit wajahnya terlihat sendu dia seperti sedang memikirkan sesuatu, meski Jaejoong merasa betah tinggal dirumah Yunho tapi tak bisa dipungkiri bahwa dirinya juga merindukan Appanya, merindukan hari dimana ia bersekolah dengan Yoochun, yah sejak kejadian penculikan praktis Jaejoong tidak bersekolah terlebih lagi ia murung karena hari ini adalah hari perlombaan Fisika Kimia tingkat nasional yang sudah ia nantikan.

 

TOK TOK TOK!

 

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Jaejoong “Nugu” tanya Jaejoong tanpa beranjak dari tempatnya

 

“Aku Yunho”

 

“Masuklah Yun”

 

Perlahan Yunho membuka pintu kamar Jaejoong dan melihat Jaejoong yang sedang terdiam murung, ia berjalan mendekati namja cantik itu.

 

“Wae Jae?kenapa wajahmu murung begitu?”

 

“Aku……aku merindukan Appa Yun, sudah seminggu ini aku tidak mendengar kabar dari Appa, aku takut….takut kalau Appa sakit karena mengkhawatirkan aku” ucap Jaejoong tanpa melihat kearah Yunho.

 

“Kau…..merindukan Appamu?”

 

Jaejoong mengangguk lemah sambil tetap memandang keluar. Yunho menghela napasnya, ia tahu bahwa hal ini pasti akan terjadi dimana ia harus membiarkan Jaejoong pergi meskipun ada rasa tidak rela dihatinya karena ia ingin Jaejoong terus bersamanya, yah tidak bisa dipungkiri bahwa Jaejoong telah mengambil tempat khusus dihatinya, dia membutuhkan Jaejoong, dia membutuhkan kehangatan dan kasih sayang tulus dari namja berbibir cherry itu, seolah Jaejoong adalah oksigen baginya untuk bernafas, mungkinkah Yunho telah jatuh cinta?tidak ada yang tidak mungkin bagi cinta untuk datang menyapa siapa saja.

 

“Jae….kau ingin pulang?” tanya Yunho sambil membelai rambut Jaejoong lembut

 

Jaejoong beralih menatap Yunho dia melihat ada kesedihan disana.

 

“Aku…..aku ingin pulang Yun” jawab Jae berhati-hati seolah jawabannya akan melukai Yunho.

 

“Kau…..kuijinkan pulang besok”

 

Mata Jaejoong berbinar senang mendengarnya “Jinjja?jinjayo Yun aku boleh pulang?”

 

“Hm…” jawab Yunho lemah dan memaksakan diri untuk tersenyum

 

“Gomawo Yun, jeongmal gomawo aku berjanji tidak akan menceritakan pada siapapun tentang keberadaanmu, aku juga berjanji akan sering kesini untuk mengunjungimu dan Junsu” Jaejoong berhambur memeluk Yunho dan Yunho memeluknya lembut seolah Jaejoong adalah ranting yang rapuh

 

“Aniya~ setelah kau pergi kau tidak akan bisa bertemu denganku lagi atau Junsu”

 

“Wae?” Jaejoong melepas pelukannya dan kembali menatap mata musang itu.

 

“Setelah kau kembali kerumahmu kau tidak akan bisa kembali kesini karena mereka pasti akan langsung menanyaimu dan mencari informasi tentang aku, lagipula aku yakin penjagaanmu akan jauh lebih ketat daripada sebelumnya”

 

“Yun kau tidak percaya padaku?kau Junsu dan semua orang disini sudah seperti teman-temanku, aku akan melindungi kalian jadi tenang saja aku tidak akan bilang apapun meski mereka memaksaku, soal penjagaan kau bisa mengandalkan aku pasti bisa mencuri waktu dan menjengukmu disini”

 

“Tidak….itu akan terlalu berbahaya untukmu aku tidak mau sesuatu terjadi padamu, setelah ini maka kita akan berpisah dan tidak saling bertemu lagi kau jaga dirimu baik-baik ne” suara Yunho terdengar bergetar seperti menahan sesuatu.

 

“Shiruh! Aku pasti akan bertemu denganmu lagi Yun, aku akan mencarimu meskipun kau menghilang dari pandanganku, aku tidak ingin berpisah denganmu Yun tidak mau!” mata indah Jaejoong kini mulai berkaca-kaca ia kembali memeluk erat Yunho-nya seolah tidak ingin melepaskan namja tampan yang sudah berhasil merebut hatinya itu, yah Kim Jaejoong sudah jatuh cinta pada namja bermata musang itu tak ada keraguan sedikitpun bahwa ia mencintai Yunho. Meskipun dirinya dan Yunho berasal dari dua ‘dunia’ yang berbeda, namun ia tidak pedulikan hal itu, yang ia tahu bahwa ia mencintai Jung Yunho dan akan selalu bersama dengannya.

 

“Sssshhh uljima uljima jangan menangis hatiku sakit melihat kau menangis” Yunho membelai belakang rambut Jaejoong lembut, hatinya benar-benar terasa perih mendapati Jaejoong menangis.

 

“Kalau begitu jangan ucapkan kata perpisahan! Kita pasti bisa bertemu lagi aku mohon ucapkan sampai jumpa”

 

“Arra arra…sampai jumpa lagi Kim Jaejoong, sekarang berhentilah menangis” Yunho melepas pelukan Jaejoong dan mengusap lembut jejak air mata di pipi putih Jaejoong “Sekarang tersenyumlah” lanjut Yunho

 

Jaejoong tersenyum indah membuat siapapun terpesona olehnya, bibir merah mungil itu melengkung rapih membuat otak Yunho bekerja untuk menyimpan senyuman itu, senyuman yang Yunho yakini tidak akan lagi ia lihat, ia membalas senyuman Jaejoong.

 

“Ayo kita makan, Junsu sudah menunggu daritadi pasti ia sudah kesal karena menunggu kita”

 

“Hm” angguk Jaejoong senang.

 

Sore berganti malam, Jaejoong dan Yunho sudah berada dikamarnya masing-masing, entah kenapa keduanya justru tidak bisa tidur, Jaejoong tidak bisa tidur karena senang besok dirinya akan pulang dan kembali menjalani aktifitas seperti biasa sedang Yunho gelisah karena memikirkan bahwa dia tidak akan bisa lagi bertemu Jaejoong nantinya, meskipun Jaejoong selalu berkata pasti bisa bertemu tapi ada keraguan di hati Yunho bahwa ia bisa bertemu dengan namja cantik itu lagi.

Ini adalah malam terakhir baginya tinggal bersama Jaejoong, ia ingin menghabiskan malam bersama dengan namja itu. Yunho memutuskan untuk bangun dia berjalan menuju kamar Jaejoong, didengarnya tidak ada suara dari kamar Jaejoong.

 

“Pasti sudah tidur” gumam Yunho

 

KLEK

 

Yunho terkejut ketika mendengar suara pintu kamar itu terbuka dan mendapati Jaejoong disana yang juga masih belum tidur.

 

“Y Yun?”

 

“Jae…?”

 

“K Kau belum tidur?” tanya mereka bersamaan, keduanya lalu tertawa.

 

“Aku tidak bisa tidur karena memikirkan besok aku akan pulang”

 

“Wae?bukankah itu yang kau inginkan?”

 

“Hm, justru karena senang aku jadi tidak bisa tidur, kau sendiri?kenapa belum tidur?”

 

“Aku…..aku….memikirkanmu Jae”

 

“Eh?memikirkan aku?” tunjuk Jaejoong kewajahnya sendiri

 

“Aku, aku takut bahwa kita tidak bisa bertemu lagi”

 

“Ish sudah kukatakan kita pasti bisa bertemu, akun janji padamu, mana jarimu?” tangan kanan Jaejoong menunjukan jari kelingkingnya dan mengambil jari kelingking Yunho kemudian dikaitkan.

 

“Dengar, aku Kim Jaejoong berjanji akan sering mengunjungimu dan kau Jung Yunho jangan pernah bosan bertemu denganku”

 

Yunho tersenyum

 

“Ya~~~~~ berjanjilah kau tidak akan pernah bosan denganku” rengek Jaejoong

 

“Ne…pabo aku mana mungkin bosan denganmu” Yunho melepas kaitan kelingkingnya dengan Jaejoong.

 

“Yaksok?” tanya Jaejoong

 

“Yaksoke” jawab Yunho

 

Jaejoong tersenyum senang pancaran(?)kebahagiaan memenuhi seluruh wajah tanpa cacatnya, Yunho seperti terhipnotis tanpa sadar ia merapatkan Jaejoong kedinding membuat Jaejoong sedikit tersentak, kedua tangan Yunho berada di sisi kanan dan kiri tubuh Jaejoong, mengunci namja sempurna itu wajahnya dan wajah Jaejoong kini hanya beberapa inci dekatnya.

 

“Kau cantik sekali Boo…”

 

“Boo?”

 

“Hm, Boo adalah panggilan sayangku untukmu dan mulai sekarang aku akan memanggilmu Boo boleh kan?”

 

SWIIIIIIINNNNGGG~~~~~

 

Wajah Jaejoong mendadak panas karena malu, ia menyembunyikan wajah merahnya dengan memandang lantai. Yunho gemas melihat tingkah malu-malu Jaejoong dia mengangkat dagu Jaejoong pelan dan mata mereka kini bertemu lagi.

 

“Boo~~~~ aku….aku….”

 

Jaejoong terdiam membeku menunggu kalimat yang akan diucapkan Yunho ia mengigit bibir bawahnya tidak sabar dan Yunho harus menahan salivanya ketika melihat pemandangan yang begitu menggoda dimatanya.

 

“Aku….aku…..” gugup Yunho

 

“Wae Yun?kau….mau bilang…..apa?”

 

“Aku….selamat malam Boo~~~”

 

“Eh…?O.o”

 

Jaejoong terkejut tak percaya mendapati Yunho yang ternyata hanya ingin mengucapkan selamat malam padanya, bukan pernyataan cinta seperti yang ia inginkan, bibirnya maju beberapa centi membuatnya semakin terlihat cute. Dia menyingkirkan kedua tangan Yunho kesal dan kembali menuju kamarnya.

 

“Yunnie pabo!”

 

BRAK

 

Jaejoong menutup pintu itu kencang membuat Yunho tersenyum simpul,ia tahu bahwa Jaejoong menginginkan dirinya untuk menyatakan cinta, tapi Yunho itu tidak mungkin ia tidak ingin membawa Jaejoong bersamanya kedunia hitam,ia tidak ingin mencelakakan Jaejoong karena dunia mereka berbeda, Jaejoong akan mendapatkan pasangan yang jauh lebih baik bukan penjahat seperti dirinya. Dengan langkah gontai Yunho kembali menuju kamarnya mencoba untuk memejamkan mata dan melupakan sejenak bahwa besok ia sudah tidak lagi melihat Jaejoong.

 

“Selamat malam Boo~~~~~”

 

Ke esoka harinya Jaejoong sudah siap di depan mobil yang akan mengantarnya, ia terlihat sedang menenangkan Junsu yang menangis kencang karena kepergian Jaejoong.

 

“Ssssshhh jangan menangis lagi Su, aku berjanji akan kembali kesini secepatnya nanti akan kumasakan masakan lezat lagi untukmu eotte?”

 

“Jinjjayo?janji dulu”

 

“Janji” senyum Jaejoong terkembang dan kembali memeluk Junsu, meskipun umur mereka sama tapi Jaejoong sudah menganggap Junsu seperti adiknya sendiri.

 

“Jaejoong~shi kita berangkat sekarang?” tanya Hyukjae yang sudah siap dibangku kemudi.

 

“Yunho mana?” tanya Jaejoong kini melepas pelukan Junsu

 

“Yunho hyung sudah berangkat sejak pagi, ada masalah di kantor jadi dia harus kesana” sahut Donghae yang bersiap masuk kedalam mobil.

 

Jaejoong kecewa karena ia ingin bertemu dengan Yunho sebelum ia pergi, namun ia tidak mempermasalahkan hal itu toh ia akan kembali lagi kesini, pikirnya.

 

“Junsu~ah aku pergi dulu ne, jaga dirimu jangan terlalu banyak bermain bola dan gaem aku mau saat aku kembali kesini kau sudah bisa perhitungan matriks yang aku ajarkan waktu itu”

 

“Ne aku akan belajar dengan giat supaya Joongie kembali kesini lagi”

 

“Anak pintar, bye Su~ie”

 

“Bye Joongie~”

Diantar Donghae dan Hyukjae, Jaejoong meninggalkan rumah Yunho ia kembali menoleh kebelakang dan melihat Junsu yang masih melambaikan tangannya, ia juga memperhatikan rumah itu dengan seksama, rumah yang awalnya sangat ia takuti namun sekarang justru akan ia rindukan.

 

“Sampai jumpa Yunnie~”

 

Tanpa diketahui Jaejoong sebenarnya Yunho ada dirumah dari lantai atas kamarnya dibalik tirai jendela Yunho melihat mobil itu pergi, ia bukannya tidak ingin menemui Jaejoong tapi dia hanya ingin menyiapkan diri agar kelak dia akan terbiasa hidup tanpa Kim Jaejoong disisinya.

 “Sampai jumpa Yunnie~”

 

Tanpa diketahui Jaejoong sebenarnya Yunho ada dirumah dari lantai atas kamarnya dibalik tirai jendela Yunho melihat mobil itu pergi, ia bukannya tidak ingin menemui Jaejoong tapi dia hanya ingin menyiapkan diri agar kelak dia akan terbiasa hidup tanpa Kim Jaejoong disisinya.

*May I Love You?*

45 menit berlalu BMW seri 8 berwarna metalik itu berhenti mereka tidak mengantar Jaejoong sampai kerumah karena terlalu berbahaya jika ada polisi yang tahu, lagipula jaraknya sudah tidak begitu jauh dari rumah keluarga Kim Setelah mengucapkan salam pada Donghae dan Hyukjae Jaejoong berlari menuju rumahnya ia ingin segera bertemu dengan Appa yang sudah sangat ia rindukan, gerbang pintu itu terbuka lebar ia bisa melihat ada beberapa orang yang berjaga semuanya terkejut ketika melihat bahwa pewaris keluarga Kim telah pulang, Jaejoong membuka pintu rumahnya tak sabar.

 

“Appa~~~~ Joongie pulang Appa…..”

 

“Jaejoong?”

 

“Jaejoong?”

 

“Jaejoong~ah?”

 

Tanya Changmin Siwon dan Ahra bergantian serta beberapa polisi yang sedang berada disana, semuanya terkejut dengan kepulangan Jaejoong mereka berdiri menghambur kearah Jaejoong.

 

“Joongie~kau kau sudah pulang?” tanya Changmin cemas

 

“Changminnie?” Jaejoong memeluk namja kelebihan kalsium itu erat(#dikeremMinniedikulkas)

 

“Jaejoong?bagaimana…bagaimana kau bisa pulang?lalu…lalu mana orang yang menculikmu?kau baik-baik saja?tidak ada yang terluka?” tanya Ahra tak kalah khawatir

 

“Aku baik-baik saja mianhe sudah membuat kalian khawatir, mana Appa?aku ingin bertemu Appa”

 

“”Appamu ada diatas, sudah beberapa hari ini beliau sakit” jawab Siwon

 

“Appa sakit?” cemas Jaejoong dengan cepat ia berlari menuju kamarnya, dibukanya pintu itu dan dilihatnya Mr.Kim sedang tertidur dengan selang infusan ditangan.

 

“Appa” pekik Jaejoong, ia memeluk Appanya cepat dan Mr.Kim terkejut dengan kenyataan bahwa puteranya sudah kembali, Kim Jaejoongnya telah kembali.

 

“J J Joongie~?” tanya Mr.Kim

 

“Ne Appa, Joongie sudah pulang aku sudah pulang, hueeeeee Joongie rindu sekali sama Appa, Appa kenapa sakit?gara-gara Joongie ya?mianhe Joongie membuat Appa cemas hiks hiks hiks” Jaejoong mulai terisak

 

Mr.Kim yang seolah energinya sudah kembali kemudian mendudukan tubuhnya dan memeluk Jaejoong, menciumi Jaejoong memastikan bahwa ini bukanlah mimpi, bahwa yang dilihatnya adalah nyata, nyata putera kesayangannya telah kembali.

 

“Tuan Muda?”

PRANG~

 

Kepala Pelayan Jung Soo kaget bukan main ia tidak percaya bahwa namja yang sudah ia anggap anaknya sendiri telah pulang bahkan nampan yang ia bawa jatuh begitu saja.

 

“Jung Soo ahjussi~~~~” sahut Jaejoong sambil berlari dan memeluk Jung Soo.

 

“Tuan muda baik-baik saja?tidak ada yang luka?” tanya Jung Soo mengecek setiap inchi wajah Jaejoong

 

“HIhihihhiii aku tidak apa-apa masih tetap manis kan?”

 

Tak sanggup berkata Jung Soo kembali memeluk Jaejoong di ikuti isak tangis Jung Soo. Suasana dikamar itu mendadak ramai dengan tangisan karena Jaejoong telah kembali semuanya bergantian memeluk Jaejoong, terlebih Mr.Kim yang kondisi kesehatannya berangsur membaik.

 

*NEXT DAY*

 

“Min, bagaimana ini?Jaejoong tetap tidak mau bicara sudah tiga hari sejak ia kembali tapi tetap tidak ada informasi darinya mengenai keberadaan Yunho” tanya Siwon yang kini duduk di meja kerja Changmin di kantor kepolisian Korea.

 

“Hffffftttt~~~~ aku yakin ada yang ia sembunyikan tapi apa, dia seolah tidak mau menceritakannya, aku pikir awalnya dia takut tapi…..aku tidak melihat raut wajah ketakutannya, dia justru malah terlihat senang” sahut Changmin

 

“Kalau dia tidak mau cerita bagaimana kasus ini bisa tuntas?” gumam Ahra

 

“Sepertinya kita harus bersabar lagi” saran Siwon

 

“Ne, sedikit bersabar demi sebuah kesuksesan kalian tetap awasi Jaejoong, kemana saja ia pergi dengan siapa pokonya awasi dan lindungi dia arra?aku punya firasat bahwa ia sepertinya akan menemui Yunho lagi”

 

“Apa menurutmu Jaejoong sudak terbujuk oleh Yunho?” tanya Ahra

 

“Mungkin, aku tahu benar orang seperti apa Jung Yunho itu bisa saja ia berpura-pura baik pada Jaejoong agar Jaejoong tidak memberikan informasi kepada kita” jawab Changmin lagi

 

“Tapi….kenapa dia tidak membunuh Jaejoong dari awal?kenapa dia justru membiarkan Jaejoong pulang padahal itu bisa saja mencelakainya” ujar Siwon.

 

“Itu yang sedang aku cari jawabannya”

 

Ketiga polisi itu terus saja mendebatkan mengenai mengapa Jaejoong tidak mau bercerita atau kenapa Yunho tidak membunuh Jaejoong. Yip, Tentu saja Jaejoong tidak akan menceritakan apa-apa bagaimanapun ia tidak akan mencelakakan orang yang sangat ia cintai(#hi5withmamiJJ)

 

Sebulan sudah Jaejoong kembali ke kediaman nyamannya, aktifitasnya juga sudah kembali seperti semula dia sudah mulai bersekolah lagi meskipun dengan pengawalan yang lebih ketat sekarang. Ketiga polisi Changmin Siwon dan Ahra terus berusaha menanyakan informasi tentang Yunho, namun lagi-lagi Jaejoong tidak menjawab, selalu saja ada alasannya jika ditanyai mengenai Yunho kalau tidak pura-pura sakit, alasan besok ada ulangan atau ingin ke kamar mandi dia pasti berusaha mengalihkan pembicaraan, Jaejoong tidak pernah kehilangan akal.

 

Minggu depan adalah ulang tahun Jaejoong, Mr.Kim sudah menyiapkan pesta besar untuk puteranya itu, namun Jaejoong sedikit tidak senang karena ia ingin mengundang Yunho, ia mau di hari istimewanya itu orang yang paling special dihatinya ikut hadir,  tapi bagaimana caranya?kalau Yunho datang pasti polisi akan langsung menangkapnya dan ia tidak mau itu terjadi Jaejoong galau(?)karena merindukan Yunho-nya ia sedikit tidak bersemangat hari itu.

 

“Jae…kau kenapa?” tanya Yoochun melihat Jaejoong yang hanya mengaduk aduk ramyun miliknya.

 

Jam istirahat tiba mereka saat ini sedang berada dikantin sekolah.

 

“Hm?aniyo~ aku hanya bosan”

 

“Bosan?wae tidak biasanya kau bosan?btw akhir-akhir ini aku lihat kau sering sekali melamun ada apa?”

 

“Aku merindukan seseorang, Chunnie~”

 

“Rindu?ya kau sudah punya kekasih ya?aish kau tidak cerita padaku”

 

“Molla~ aku tidak tahu apa dia itu kekasihku atau bukan tapi aku sangat merindukannya aku ingin bertemu dengannya”

 

“Yasudah kalau mau bertemu yang bertemu saja” cuek Yoochun sambil menyuapkan ramyun kemulutnya.

 

“Hmmmm …..yah Yoochunnie~ kau mau mengantarku bertemu dengannya?” tanya Jaejoong antusias

 

“Wae?kenapa mesti aku?pengawalmu banyak minta antar saja sama mereka”

 

“Aish tidak bisa, kalau aku ketahuan menemuinya akan berbahaya, ayolah Chunnie aku mohon bantu aku, aku sampai gila karena merindukannya”

 

“Chamkkan, berbahaya?sebenarnya siapa yang mau kau temui?” tanya Yoochun penasaran sambil menenggak lemon teanya

“Yunho”

 

BUAAAARRR~~~~~~~

 

Sontak Yoochun kaget dengan jawaban Jaejoong, ia memuntahkan semua Lemon Teanya kesamping, untung tidak mengenai wajah Jaejoong.

 

“MWO?KAU MAU BERTEMU PENJAHAT ITU?!”

 

Jaejoong segera menutup mulut Yoochun dia takut polisi-polisi yang tak jauh darinya itu mendengar.

 

“Aish jangan keras-keras Chun!”

 

Yoochun berontak dia menyingkirkan tangan Jaejoong yang menutupi mulutnya.

 

“Ya!kau gila Kim Jaejoong, bagaimana bisa kau merindukan orang yang ingin membunuhmu!kau sudah tidak waras”

 

“Ish bukan begitu dia tidak sejahat yang kau kira kalau kau sudah mengenalnya kau juga pasti akan mengaguminya”

 

“Mwo?mengagumi penjahat?hah kurasa tidak….”

 

“Ayolah Chuuuunnn temani aku, aku tidak mungkin pergi sendiri karena mereka pasti akan mengikutiku, Chunie~ah” rengek Jaejoong

 

“Shiruh! Aku masih ingin menikah punya anak dan hidup bahagia aku masih belum ingin mati Jae”

 

“Siapa yang menyuruhmu mati?” polos Jaejoong

 

“Aigoooooo kau ini polos atau pabo huh?dengar…kalau aku mengantarmu kesana keberadaan aku Park Yoochun bisa tidak aman, mereka mengira aku akan membocorkan rahasia mereka lalu nanti mereka menculiku dan membunuhku agar aku tidak membeberkan keberadaan mereka kepada polisi, kalau sudah begitu bagaimana haiyo?kau mau bertanggung jawab?”

 

“ -________-“

 

“Jangan menatapku seperti itu~~~~ ah sudahlah pokonya aku tidak mau kau juga jangan kembali kesana demi keselamatanmu aro?”

 

“Chunnie jahat tidak mau membantuku padahal Yunho punya adik yang sangaaaaaaat cantik namanya Jessica, tadinya kalau Chunie mau mengantarku akan aku kenalkan pada Sicca” pout Jaejoong

 

“M Mwo?adik?cantik?nugu nugu?benarkah dia sangat cantik?” tanya Yoochun yang sudah mulai tergoda karena mendengar kalimat ‘yeoja cantik’ sifat playernya mode:on(#authorasah2samurai)

 

“Hm, Sicca sangat amat cantik kau tau kulitnya putih, sangat lembuuutttt belum lagi rambutnya blondie bergelombang ditambah dia juga mempunyai attitude yang baik tidak seperti yeoja-yeoja yang kau kejar selama ini”

 

“Tapi….tetap saja dia adik dari mafia Yunho pasti sifatnya juga tak jauh beda”

 

“Ish kau tidak percaya padaku huh?yasudah kalau tidak mau, jangan menyesal ne”

 

“Ya ya ya aish kau ini tahu kelemahanku”

 

“So bagaimana?kau mau mengantarku?”

 

“Hfffffttt ne demi yeoja cantik bernama Jessica itu aku rela menukar nyawaku agar bisa berkenalan dengannya”

 

“Jinjja?kyaaaaaaaaaaaa gomawo Yoochunnie~” Jaejoong menghambur memeluk Yoochun senang.

 

Setelah memberikan alasan yang dirasa cukup masuk diakal dan berusaha meyakinkan polisi yang menjaganya agar tidak mengikuti mereka, Jaejoong dan Yoochun segera meluncur(?)menuju kediaman Yunho dengan menggunakan mobil Yoochun mereka menyusuri hutan, beberapa desa dengan jalan yang berkelok-kelok membuat Yoochun ngedumel(?)kesal.

 

“Aigoooo sepertinya aku dimana tempat syuting film Twilight berlangsung, pasti didaerah sini lihat saja kanan kiri dari tadi yang aku lihat pohon, jalan berbelok, disampingku jurang, ya Joongie~ kau berpacaran dengan vampire huh?”

 

“Jangan cerewet sudah nyetir saja, eeuungg seingatku sih memang ini jalannya kau tau saat aku diantar pulang aku kan mencoba mengingat-ingat jalan supaya nanti aku bisa menemui Yunho hiihihiihihi…”

 

“Ish pabo~~~”

 

Setelah melewati beberapa rintangan(?) mereka telah sampai kerumah Yunho, mobil Yoochun terparkir digerbang rumah Yunho, menunggu seseorang untuk membukakan gerbang tinggi terbuat dari besi berwarna hitam itu, tak lama muncul dua orang penjaga yang menghampiri mobil Yoochun.

 

“Omo omo…mereka mau membunuh kita Jae, omo~”

 

“Ish kau ini kekanakan sekali Chun, mereka temanku sudah tenang saja” sahut Jaejoong sambil membuka kaca jendela mobil.

 

“Jaejoong~ah?” tanya kedua orang itu serempak.

“Anyeong kalian apa kabar?baik-baik saja huh?” tanya Jaejoong ramah.

 

“Ne kami baik, Jaejoong~shi kenapa baru kesini lagi?kami semua merindukan anda”

 

“Jinjja?hihihiii mianhe aku baru sempat kesini lagi, ah iya Yunho ada?”

 

“Ne hyung ada didalam, tapi…..siapa pria itu?apa dia….”

 

“Ah dia Yoochun temanku, tenang saja”

 

“Aaaahh baiklah silahkan masuk”

 

Pintu gerbang itu terbuka dan membiarkan Terano hitam Yoochun masuk, ia kemudian memarkirkan mobilnya dan ikut turun bersama Jaejoong yang sudah tidak sabar ingin bertemu Yunho. Namun sebelum masuk ia mendengar suara seperti suara tawa khas Junsu dari taman belakang, ia berfikir bahwa Yunho pasti ada disana bersama Junsu ia-pun segera berlari menuju taman.

 

“Ya Kim Jaejoong kau mau kemana?aish mana yeoja yang bernama Jessica itu ya Jaejoong jangan berlari~~~~” teriak Yoochun yang kemudian menyusul Jaejoong dibelakangnya.

 

“Eu kyangkyang Hyuuung bolanya ditendang kesini bukan kesamping eu kyangkyang” tawa Junsu meledak karena Yunho tidak bisa menendang bola itu ke gawang.

 

“Yah Su~ie sudah ya mainnya aku capek, kau lanjutkan dengan Donghae atau Hyukjae saja”

 

“Shiruh! Aku sudah sering bermain dengan mereka, hyuuung Ppali tendang bolanya kesini Ppaliwa~~~~”

 

Tak bisa menolak Yunho akhirnya pasrah, ia menendang bola itu, dan lagi-lagi ia menendangnya kearah samping dimana bola itu menuju dari arah Jaejoong datang.

 

BRAK!

 

“Ah” pekik Jaejoong terjatuh terkena lemparan bola.

 

“Jaejoong?” tanya Yunho

 

“Joongie?Joongie apa itu kau?” panggil Junsu yang kemudian berlari kearah Jaejoong yang sedang mencoba berdiri.

 

Yunho menyadari bahwa itu benar-benar Jaejoong segera saja berlari kearah seseorang yang sudah ia rindukan itu ia membantu Jaejoong berdiri dan memastikan dirinya tidak terluka.

 

“J….Jaejoong?benarkah ini kau?” tanyanya

 

“Yunnie~?” Jaejoong memeluk Yunho cepat.

 

“Sudah kubilang kan bahwa kita pasti bisa bertemu lagi, mianhe aku baru bisa kesini” ucap Jaejoong kemudian melepas pelukannya.

 

“Boo….benarkah ini kau?benarkah?” tanya Yunho masih tak percaya ia menangkupkan kedua tangannya ke pipi chubby Jaejoong.

 

“Ish hyung pabo?ini benar-benar Joongie~ lihat dia nyata kan?” sahut Junsu sambil memegang badan Jaejoong

 

“Su~ie apa kabar?Aigooo aku rindu sekali padamu” Jaejoong melepaskan genggaman tangan Yunho di pipinya kemudian beranjak memeluk Junsu.

 

“Aku juga rindu sekali pada Joongie~”

 

Jaejoong dan Junsu berpelukan melepas rindu mereka, Yunho yang sudah percaya akan apa yang dilihatnya mulai menyunggingkan senyum ia tidak percaya bahwa ia bisa bertemu lagi dengan Jaejoong dia benar-benar merindukan namja cantiknya itu. Semua orang yang ada disana pun senang melihat Jaejoong kembali.

 

“Kim Jaejoong kau…..”

 

“SIAPA KAU?ANGKAT TANGANMU?” Donghae dan Hyukjae terkejut melihat kedatangan orang yang tidak mereka kenal, reaksi mereka begitu cepat dan langsung menodongkan senjata kearah Yoochun.

 

Yoochun yang memang mempunyai riwayat penyakit asma sedikit terlambat karena tidak bisa berlari cepat menyusul Jaejoong

 

“Mwo?a…aku?” gagap Yoochun sambil mengangkat kedua tangannya ke-udara.

 

“Donghae~shi Hyukjae~shi dia temanku dia datang kesini bersamaku”

 

Donghae dan Hyukjae memandang kearah Yunho kemudian Yunho mengangguk dan mereka berdua menurunkann senjatanya.

 

“Hihihihhiii Chunnie~ah kesini, aku perkenalkan ini Jung Yunho dan ini Kim Junsu”

 

Yoochun masih tidak mendengar panggilan Jaejoong, karena terkejut ia membeku ditempatnya posisi tangan masih tetap keatas.

 

“Joongie~ dia siapa?” tanya Junsu penasaran.

 

“Dia temanku namanya Park Yoochun, panggil saja Chunnie”

 

Junsu berjalan mendekati Yoochun yang masih terpaku dia memandangi Yoochun dengan tatapan polosnya dan sesekali mengerjapkan mata.

 

“Kau namja yang sangat tampan, aku pikir di dunia ini tidak ada namja setampan Yunho hyung, ihihihihihiii anyeong nae Kim Junsu imnida” bungkuk Junsu.

 

Yoochun masih terdiam Junsu mempoutkan bibirnya imut.

 

“Anyeooongg nae KIM J.U.N.S.U imnidaaaaa” Junsu mengeraskan suaranya

 

“Aigooooo cakep-cakep budek(?) YA! NAMAKU KIM JUNSUUUUUU><”

 

Yoochun terkejut mendengar teriakan yang mirip lengkingan lumba-lumba itu dia terjatuh kebelakang karena terkejut. Junsu tertawa melihat reaksi Yoochun yang menurutnya lucu lalu ikut berjongkok(?)dan masih menatap Yoochun.

 

“Nu….nuguseo?” tanya Yoochun

 

“Hihihhiiii wajahmu lucu sekali, aku Kim Junsu adik Jung Yunho”

 

“A….adik?bukankah adiknya seorang yeoja” gumam Yoochun

 

“Dia adik sepupu Yunnie” sahut Jaejoong yang saat ini sudah ada disamping Yoochun bersama Yunho.

 

“Lalu…..Jessica?” tanya Yoochun lagi

 

“Sicca memang adiknya Yunnie tapi……dia sedang kuliah di London”

 

“Mwo??London?YA! Kim Jaejoong kau membohongiku huh?!?”

 

“Habis kalau tidak mana mau kau menemaniku, oh ya tapi aku tidak bohong saat aku bilang Sicca sangat cantik tuh fotonya ada di ruang tamu kau bisa lihat sendiri, dulu aku menyangka Sicca adalah istri Yunnie tapi ternyata dia adiknya Yunnie”

Jaejoong tertawa simpul.

 

“Anyeong aku Jung Yunho akhirnya aku bertemu juga denganmu Boo sering bercerita tentang dirimu” Yunho mengulurkan tangannya dan membantu Yoochun berdiri.

 

“A anyeong Park Yoochun imnida” Yoochun meraih tangan Yunho ragu-ragu dan kemudian membiarkan dirinya ditarik Yunho untuk berdiri.

 

“Asiiiiiiik temanku bertambah satu, Joongie~ dan Yoochunie…”

 

“Teman??ish aku saja baru mengenalmu belum tentu jadi teman”

 

“Mwo?kau tidak mau berteman denganku Chunnie?” pout Junsu

 

“Eh?a a aish arra arra….namja yang aneh” sahut Yoochun sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

 

“Jinjja??hihihhii kajja kita bermain bola” Junsu menarik tangan Yoochun menuju lapangan untuk bermain bola.

 

“Bola?YA!aku tidak bisa bermain bola lagipula aku tidak suka berkeringat, YA!!kau bocah AISH! Jaejoong…Kim Jaejoong….” ronta Yoochun

 

“Sudah temani Junsu bermain hihihiii”

 

Karena Junsu memaksa Yoochun bermain, jadinya di taman itu hanya ada dirinya dan Yunho, Donghae dan Hyukjae sudah Yunho suruh untuk berjaga didepan dan mengecek apakah ada yang mengikuti Jaejoong atau tidak. Dua namja yang sedang kasmaran(?)itu berjalan-jalan ditaman.

“Aku….aku tidak menyangka kita bisa bertemu lagi Boo…”

 

“Hihihhiii kan sudah aku bilang kita pasti akan bertemu lagi, oh ya kau baik-baik saja Yun?”

 

“Seperti yang kau lihat, kau juga Nampak lebih ceria dan…..lebih bersinar”

 

“Mwo?bersinar?hahahahhaha memangnya aku matahari, oh iya Yun apa kau merindukan aku?”  tanya Jaejoong tiba-tiba.

 

“Hm?apa Boojae merindukan Jung Yunho?” Yunho bertanya balik

 

“Ish Yunnie~~~~~ kenapa bertanya balik” pout Jaejoong

 

“Kalau BooJae merindukan Yunnie tandanya Yunnie juga merindukan Boojae”

 

“Jinjjayo?aku merindukan Yunnie setiap hari ani~ tapi setiap detik, lalu apa Yunnie juga merindukan aku sebanyak itu?”

 

“Kalau ada hitungan waktu yang lebih kecil dari detik maka sebanyak itulah aku merindukanmu BooJaejoongie”

 

BLUSSSHHH~~~~~

 

Kembali wajah Jaejoong memerah ia tersenyum malu bercampur senang mendengar ucapan Yunho. Mereka menghabiskan waktu bersama-sama, mengobrol dan tertawa bersama melepas rindu yang selama ini tertahan, hingga tak terasa waktu begitu cepat bergulir, hari sudah mulai gelap mengharuskan Jaejoong dan Yoochun untuk pulang, Jaejoong sebenarnya tidak ingin pulang rindunya belum tuntas ia lepaskan(?)namun demi keamanan Yunho, Jaejoong mau menuruti saran Yunho.

 

“Yunnie eung sebenarnya…..” ragu Jaejoong sambil berdiri terpaku disamping mobil Yoochun.

 

“Ada apa Boo~?”

 

“Yunnie~ aku akan berulang tahun minggu depan akan ada pesta dirumah, aku ingin Yunnie datang tapi nampaknya tidak mungkin akan berbahaya jika Yunnie hadir disana aku tidak mau terjadi apa-apa dengan Yunnie”

 

“Kau mau aku datang?”

 

“Aku sangat ingin tapi………” Jaejoong terlihat mengigit bibir bawahnya

 

“Baiklah aku akan datang”

 

“Mwo?Jeongmal?Yunnie….Yunnie mau datang??” matanya berbinar

 

“Tentu saja apapun demi untukmu Boo”

 

“Tapi nanti Yunnie…..”

 

“Sudah jangan dipikirkan itu bisa diurus nanti, pulanglah ini sudah malam”

 

“Hm, kalau bisa nanti kau ajak Su juga ya Yun, bye Yunnie” Jaejoong masuk kedalam mobil sambil terus melambaikan tangan kearah Yunho.

 

“Hati-hati Boo, Chun gomawo sudah mengajak Junsu bermain maaf merepotkan mu”

 

“N ne ti tidak apa-apa hyung aku juga senang bisa menemaninya dia sangat menyenangkan, karena terlalu lelah dia sampai tertidur” Yoochun masih gugup saat berhadapan dengan Yunho, yang dianggapnya masih tetap seorang mafia.

 

“Ne, kapan-kapan mampirlah lagi kesini hati-hati menyetir”

 

“Ne hyung kami permisi”

 

“Yunnie sampai jumpa lagi” senyum Jaejoong

 

“Bye Boo….”

 

Terano hitam Yoochun melaju menembus kegelapan malam meninggalkan kediaman keluarga Jung, Yunho masih tetap memandangi mobil itu sampai tidak terlihat lagi oleh matanya, ia berbalik menuju rumahnya.

 

“Hyung….apa kau benar-benar akan datang?” tanya Hyukjae yang sudah ada disampingnya sejak tadi.

 

Yunho menoleh kearah Hyukjae yang terlihat cemas, dia tersenyum simpul.

 

“Mana bisa aku menolaknya, tenang saja aku akan datang sendiri kalian tidak usah ikut”

 

“Tapi hyung itu seperti menyerahkan diri” cemas Donghae

 

“Mereka masih belum punya bukti jadi mereka tidak akan bisa menangkapku”

 

“Geuman….”

 

“Sudah kalian tidak usah khawatir aku akan baik-baik saja” sahut Yunho tenang, tak bisa dipungkiri ada rasa cemas dan khawatir akan dirinya tapi bagaimanpun Jaejoong ingin dirinya hadir, dia juga tak sanggup menolak keinginan ratu dihatinya itu.

 

 

 

*May I Love You*

 

Hari yang dinanti-pun tiba sebuah pesta ulang tahun pewaris keluarga Kim, tidak biasanya ulang tahun Jaejoong dirumah, Mr.Kim selalu mengadakan pesta besar dan mewah di hotel maupun gedung tapi demi keamanan Jaejoong pesta kali ini diadakan di rumah, taman belakang yang sepi mendadak ramai oleh teman-teman Jaejoong, ada Yoochun, Changmin, Siwon, Ahra dan beberapa teman dekat Jaejoong lainnya, Mr.Kim pun ada disana menemani putera semata wayangnya yang berulang tahun ke -18.

Menggunakan kaos berwarna pink bergaris hitam selutut dengan celana panjang putih dan dipadu cardigan senada membuat Jaejoong tampil sangat menawan(?)senyum indahnya tidak terlepas dia menerima banyak hadiah dan ucapan selamat ulang tahun hari itu.

 

“Joongie~ sepertinya semua temanmu sudah datang bisa kita mulai acaranya?” tanya Mr.Kim

 

“Aniyo Appa masih ada satu lagi teman Joongie lagi yang belum datang”

 

“Teman?siapa lagi temanmu yang tidak Appa kenal?apa dia seseorang yang special?” goda Mr.Kim

 

“Hm, dia teman Joongie yang sangat sangat istimewa” angguk Jaejoong sambil tersenyum lebar.

 

Jaejoong menunggu sambil terduduk di depan kue tart berwarna hitam-merah dengan hiasan strawberi diatasnya, dia tidak ingin acara itu dimulai sebelum kedatangan belahan hatinya, Jung Yunho.

 

“Jae, mungkin ia tidak akan datang kau mulai saja acaranya” bisik Yoochun

 

“Shiruh!kalau Yunnie bilang datang ya datang, tunggu saja sebentar lagi”

 

“Tapi Jae tamu-tamu sudah…..”

 

“Kalau begitu mulai saja acaranya! tapi aku akan pergi dari sini” kesal Jaejoong yang terus dipaksa untuk memulai acara, bagaimana mau dimulai namja tercintanya saja belum datang.

 

“Aish arra kita akan menunggu pangeranmu itu datang, Aigoooo uri Jaejoongie sedang sangat kasmaran rupanya” kesal Yoochun meninggalkan Jaejoong yang terlihat mempoutkan bibirnya sebal.

 

“Yunnie~~~~~ kau dimana” gumam Jaejoong cemas

 

30 menit berlalu tamu-tamu mulai gelisah karena acara belum saja dimulai, Mr.Kim mencoba membujuk Jaejoong untuk memulai acara tapi tetap Jaejoong pada pendiriannya.

 

“Joongie~ah kita mulai saja ne?kasihan teman-temanmu yang lain sudah menunggu”

 

“Tapi Appa? hfffftttt Arra kita mulai saja acaranya (Jaejoong meniup lilin ulang tahunnya) lihat sudah selesai kan? Selamat menikmati” Jaejoong meniup lilinya kesal kemudian ia beranjak darisana, namun tiba-tiba….

 

“Mianhe aku terlambat……” suara bass milik Yunho menggema diseluruh ruangan, Jaejoong terkesiap dan menatap Yunho.

 

“Yunnie?Yunnie~~~~” Jaejoong berlari menghambur kepelukan Yunho

 

“Yunho?” sahut Siwon Changmin dan Ahra berbarengan, mereka langsung bersiap mengeluarkan senjata dibalik jas hitam mereka.

 

“Hentikan! Tidak boleh ada yang menyakitinya dia adalah tamuku” sahut Jaejoong cepat ketika melihat ketiga polisi itu bergerak, Jaejoong melepas pelukannya.

“Tapi dia Yunho, Jung Yunho, Jae bagaimana bisa kau…?” tanya Changmin tak percaya melihat apa yang ada dihadapannya.

 

“Pokonya jangan kalian sentuh dia!berani kalian menyentuhnya kalian akan berhadapan denganku”

 

Hening~~~~~

 

Changmin, Siwon, Ahra dan Mr.Kim membelalakan mata tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Jaejoong, bagaimana bisa Jaejoong menjadi akrab bahkan sangat intim dengan orang yang ingin membunuhnya, di pikiran mereka saat ini serempak bertanya ‘kenapa Jaejoong bisa berteman dengan Yunho yang notabene seorang mafia’

 

“Jo Joongie~ dia…dia Yunho yang waktu itu…?”

 

“Ne Appa dia Yunho orang yang dulu pernah mencoba ingin membunuhku, dia juga yang waktu itu menculiku, tapi dia tidak sejahat yang Appa kira buktinya aku bisa pulang dengan selamat, dia adalah teman Joongie jadi bolehkan dia hadir disini?”

 

“Tapi Joongie dia….”

 

“Penjahat?lalu?apa penjahat tidak boleh datang ke pesta ulang tahun?lagipula dia disini sebagai Jung Yunho teman Joongie bukan sebagai Jung Yunho si penjahat yang sering kalian sebut itu”

 

“Anyeong Tuan Kim perkenalkan nama saya Jung Yunho saya adalah teman putera anda Kim Jaejoong” ucap Yunho sopan sambil membungkuk.

 

“Kau!berani sekali kau kesini setelah ingin mencoba membunuh anakku, pergi dari sini aku suruh polisi-polisi ini untuk menangkapmu!!” teriak Mr.Kim

“Appa!” pekik Jaejoong

 

Suasana pesta mendadak tegang, beberapa tamu bahkan sudah berhamburan keluar, ditaman itu hanya ada Yunho, Jaejoong, Mr.Kim, Jung Soo, Yoochun dan ketiga polisi yang sangat amat bernapsu untuk menangkap Yunho.

 

“Sepertinya aku sudah merusak pestamu Boo baiklah aku akan pergi, ini hadiah untukmu, Selamat Ulang Tahun Boo~” Yunho memberikan sebuah kotak kecil berbungkus merah dengan pita kecil diatasnya.

 

“Yunnie… ige boeyo?” tanya Jaejoong dengan sinar mata berbinar.

 

“Hadiah Boo, semoga kau suka”

 

“Gomawo Yunnie, tentu saja aku suka apapun yang Yunnie berikan Joongie pasti suka” Jaejoong kembali memeluk Yunho.

 

“Baiklah aku pulang dulu ya Boo, sepertinya kehadiranku tidak membuat mereka nyaman” Yunho melirik kearah Changmin Siwon dan Ahra.

 

“Cih, kau baru sadar” cibir Siwon

 

Siwon menatap tajam Yunho, tak heran Siwon begitu berminat untuk menangkap Yunho karena dulu saat berduel untuk menangkap Yunho, namja tampan leader DBSK(?)itu pernah menembak kaki Siwon membuat kakinya sedikit pincang sekarang(mianhe bang wowon~ah this is just fanfic okehokeh pis ah*bow*=.=V)

 

“Aku pergi ya Boo~”

 

“Andwe~~~~jangan pergi dulu Yun, kau belum lihat aku potong kue dan meniup lilin”

 

“Mianhe tapi aku harus pergi sekarang, selamat ulang tahun ya Boo”

 

CHUP~~~~~

 

Yunho mengecup kening Jaejoong yang tertutup poni, membuat semua yang melihatnya sangat amat terkejut.

 

Yunho berbalik meninggalkan Jaejoong yang masih terpaku karena ciuman lembut Yunho di keningnya, dengan santai Yunho melewati Siwon Changmin dan Ahra sambil menatap mereka dan memberikan smirk khasnya. Membuat Siwon semakin gemas, ia ingin menghajar Yunho namun ditahan Changmin.

 

“Apa kabar Min?kau masih seperti dulu” tanya Yunho menghentikan langkahnya.

 

“Keadaanku terlalu baik sampai aku ingin menghajarmu”

 

“Hahahahahaha jinjja?hmmm….baiklah nanti kita akan berduel lagi, tapi kumohon jangan disini aku tidak ingin merusak pestanya”

 

“Dengan kau datang saja justru kau sudah merusak pesta ini”

 

“Hah, baiklah sampai bertemu lagi Shim Changmin”

 

Yunho pergi meninggalkan pesta ulang tahun Jaejoong yang bisa dibilang gagal itu, ia berjalan menuju tempat mobilnya diparkir.

 

“Yuuuuuuunnn….”teriak Jaejoong yang sekarang sudah ada di tempat parkir.

 

“Boo?sedang apa kau disini??”

 

“Aku ingin merayakan ulang tahunku bersama Yunnie” senyum Jaejoong

 

“Hah?Tapi kau kan tidak di ijin….”

 

“Hihihihiiii aku kabur, eh Ppali kita pergi sebelum mereka menangkap kita Ppali Yun~~~~”

 

“Tapi Boo….”

 

“Yunnie~~~” rajuk Jaejoong

 

Secepat kilat Yunho membawa Jaejoong dengan ferari sport merah miliknya mereka belum menentukan ingin pergi kemana.

 

“Kau mau kemana Boo?”

 

“Hmmmmm Kemana saja asal bersama Yunnie maka seluruh tempat adalah syurga”

 

“Hahahahaaaa uri BooJaejoongie sudah pintar menggombal ya sekarang?” goda Yunho

 

“Mwo?gombal?Ya itu serius ish Yunnie…..” ucap Jaejoong sambil mencubit pinggang Yunho

 

“Ya ya aw aw baik baik Boo Appo” manyun Yunho.

 

Mobil Yunho melaju menuju sungai Han, kenapa sungai Han?karena Jaejoong ingat ia mempunyai impian jika satu saat ia sudah punya kekasih maka ia akan membawa orang yang dicintainya itu ke Sungai Han menikmati indahnya malam dipinggir sungai Han bersama orang yang dicinta sungguh sangat romantis, pikir Jaejoong. Mobil terpakir di pinggir Sungai tercantik di Korea itu, keduanya masih  berada didalam mobil (bayangin adegan Sancay ama Tomingseu yang waktu mereka kabur dari ultah Tomingseu^^)

 

“Ah iya Yunnie kau memberikan aku hadiah apa?” tanya Jaejoong sambil memainkan kotak kecil itu ditangannya.

“Buka saja”

 

Jaejoong membuka bungkusan kado itu dan ia terkejut mendapati sebuah cincin yang terdapat didalam box berwarna coklat.

 

“I ini?”

 

Yunho mengambil kotak itu mencabut cincin dari tempatnya dan memasukan cincin itu ke jari manis Jaejoong.

 

“Cartier, cincin perlambang keabadian didalamnya ada singkatan nama kita YunJae Yunho-Jaejoong aku juga punya satu yang aku pakai see?” Yunho memperlihatkan cincin yang terlingkar di jari manisnya.

 

Masih tidak percaya dengan hadiah yang diterimanya Jaejoong terisak, ia terharu atas sikap Yunho yang menurutnya romantis.

 

“Mwo?ya Boo kenapa kau menangis?apa aku berbuat salah?” cemas Yunho.

 

“Yunnie pabo~~~~ aku  ini terharu bukan karena kau berbuat salah ish” pout Jaejoong.

 

“Terharu?” perlahan tawa Yunho meledak, ia heran kenapa Boojaejoongie nya itu hobi sekali menangis karena terharu.

 

“Ya! Yunnie mentertawakan aku?!?”

 

“Ani ani tapi kau mhuahahahhahaaa….kau benar-benar lucu Boo mhuahahahaha”

 

“Tuh kan Yunnie malah tertawa, aku benci Yunnie” sebal Jaejoong sambil melipat tangannya dan memanyunkan bibir cherrynya itu.

 

“Benarkah kau membenciku?” tawa Yunho mendadak berhenti ia berangsur(?)mendekati Jaejoong yang sedang duduk disampingnya sambil memanyunkan bibir membuat Yunho keringat dingin karena harus menahan indahnya pemandangan yang menggemaskan itu, ia menatap Jaejoong intens.

 

“Lihat aku” Yunho menarik dagu Jaejoong membawa wajahnya untuk melihatnya “Kau benar-benar membenciku?” tanya Yunho lagi.

 

Seolah terhipnotis oleh tatapan Yunho membuat Jaejoong tidak bisa berkutik, ia lalu menarik kepala Yunho dan memeluknya erat.

 

“Ne aku membenci Jung Yunho aku sangaaaaaaaaatt membencimu, aku benci karena aku tidak mampu membenci dirimu” ucap Jaejoong

 

“Kau menyukaiku?” tanya Yunho lagi

 

Hanya anggukan yang Jaejoong berikan masih tetap pada posisi semula(?)

 

“Tapi maaf aku tidak menyukaimu……” sahut Yunho yang membuat Jaejoong melepas pelukannya dan menatap pemilik mata kecil nan seksi itu(?)

 

“Yun….” matanya mulai berkaca-kaca

 

“Aku tidak pernah menyukaimu Kim Jaejoong”

 

“Yu Yunho?be benarkah itu?” mendadak dada sebelah kiri Jaejoong terasa perih

 

Yunho mengangguk.

 

“Arra hiks aku hiks tidak akan hiks menemui hiks hiks Yunnie lagi aku mau pulang!” Jaejoong terisak dia membuka pintu mobil namun lengannya ditahan Yunho membuatnya kembali harus menatap namja berbibir seksi itu.

 

“Aku tidak pernah menyukaimu Kim Jaejoong, tapi… aku mencintaimu”

 

DEG

 

DEG

 

DEG

 

Jantung Jaejoong melonjak cepat seolah memaksa keluar dari tubuhnya, belum selesai ia tersadar dari keterkejutannya bibir kissable miliknya sudah dicium lembut oleh Yunho.

 

“Saranghae jeongmal Saranghae Kim Jaejoong” ucap Yunho disela ciuman itu.

 

Yunho menciumi bibir Jaejoong dengan sangat lembut, ia menyapukan seluruh permukaan bibir Jaejoong tanpa ada yang terlewati, bukan ciuman penuh napsu tapi ciuman hangat yang menyesapi relung dada masing-masing, ciuman yang seolah berkata aku-sangat-mencintaimu- keduanya semakin merapatkan diri tidak ingin ada sedikitpun jarak yang memisahkan mereka, napas keduanya berangsur cepat, tubuh Jaejoong mendadak lemas namun lengan kekar Yunho segera menangkapnya, Yunho melepas ciuman mereka dan melihat Jaejoong yang sedang tersengal, entah karena gugup atau memang ia sudah kehabisan oksigen karena dihirup Yunho.

 

“Yunnie~~~~” ucap Jaejoong pelan, terlihat wajahnya sangat memerah sekarang.

 

“Kau sangat cantik Boo~~” jawab Yunho lembut telunjuknya menelusuri keindahan wajah Jaejoong.

 

“Saranghae neomu neomu neomu neomu saranghae”

 

“Nado Boo~~~~”

 

CHUP~~~~~

 

Yunho mencium bibir Jaejoong sekilas ia kemudian menegakan badannya dan kembali ke posisi kemudi, Jaejoong mengerungkan alisnya heran, mengapa Yunho berhenti, pikirnya.

 

“Kau harus pulang Boo, aku antar kau pulang”

 

“Shiruh! Aku kan sudah bilang aku ingin menghabiskan malam ulang tahunku bersama Yunnie~~~~”

 

“Tapi Boo nanti Appamu akan khawatir”

 

“Appa tidak akan khawatir kalau aku hilang satu malam saja, Yunnie~~~~ aku benar-benar ingin bersama Yunnie sekarang” manja Jaejoong

 

“Tapi Boo…..”

 

“Apa Yunnie tidak ingin bersamaku?apa pernyataan cinta Yunnie tadi itu bohong?Yunnie hanya ingin membuat aku senang kan karena ini hari ulang tahunku”

 

“Boo bagaimana mungkin aku membohongimu?aku mencintaimu Boo, sangat mencintaimu jauh dari yang kau bayangkan”

 

“Kalau begitu buktikan”

 

“Apa yang harus aku buktikan Boo?”

 

Jaejoong mendekat kearah Yunho dan memeluk lengan kekar Yunho.

 

“Jadikan aku milikmu seutuhnya, aku ingin kau menjadi yang pertama dan terakhir menyentuhku”

“Boo tapi….”

 

“Aku sudah memutuskan aku ingin menyerahkan diriku seutuhnya padamu hanya padamu, maka sentuh aku Yun sentuh aku dibagian manapun kau suka, jadikan aku milikmu dank au miliku, Yunnie jebal anggap saja ini kado ulang tahunku selain cincin tadi”

 

Mata Jaejoong mendadak basah karena air mata, ia mungkin sudah gila karena mampu berkata demikian tapi hatinya menginginkan Yunho, ia ingin Yunho yang menyentuhnya lebih dari sebelumnya, ia pasrahkan dirinya hanya untuk Jung Yunho seorang. Tak mampu menolak melihat Jaejoong menangis, Yunho langsung menarik tubuh Jaejoong ketubuhnya dan kembali melumat bibir Jaejoong agak kasar, decakan dan hembusan napas terdengar jelas didalam mobil mewah itu, Jaejoong yang saat ini ada di pangkuan Yunho hanya bisa menutup matanya menahan sensasi yang diberikan Yunho, mendadak dinginnya AC tidak mampu menahan hawa panas karena rangsangan keduanya. Yunho menarik Jaejoong ke kursi belakang kini tubuhnya-lah yang ada diatas namja cantik itu.

 

“Boo Saranghae~~~~”

 

“Nado Yun….”

 

“Boo ini di mobil jadi akan sedikit sempit apa kau mau kita pulang dulu kerumah?”

 

“Ania~~~~ disini juga tidak apa-apa lagipula rumahmu jauh Yun, kalau kita pulang bisa-bisa aku sudah tertidur”

 

“Hahahahahaaa baiklah kalau begitu, jangan salahkan aku tiba-tiba mobil ini akan bergerak dengan sangat kencang”

 

“Kau terlalu lama Jung Yunho….”

 

 

Jaejoong menarik kerah baju Yunho melumat bibir Yunho tanpa tersisa(?)ciuman itu seolah adalah sebuah pertarungan, keduanya saling berlomba untuk memimpin(?)bibir berbentuk hati milik Yunho versus bibir cherry menggemaskan milik Jaejoong beradu kencang, bertukar saliva dan mendecak tak beraturan.

Didalam mobil mereka terlarut dalam kebahagiaan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya, tanpa sadar mereka sudah tidak berbalut sehelai benangpun berikutnya hanya desahan-desahan yang keluar dari mulut mereka, pasangan YunJae ini ‘sibuk’ melakukan aktifitas yang sebenarnya lebih pantas dilakukan oleh namja dan yeoja, wait apa ada yang salah? bagian mana yang salah? mereka sedang bercinta mencoba melepaskan hasrat mereka masing-masing, tidak ada yang salah dengan cinta, bukan keinginan mereka yang notabene berkelamin sama untuk saling jatuh cinta, bukan salah mereka juga jika perasaan sayang yang ‘berbeda’ itu muncul setiap detik baik saat mereka saling mengingat atau tidak, toh bukankah rasa cinta kasih dan sayang itu juga anugerah Tuhan, mereka bisa saling mencitai juga bukankah karena ijin-Nya? Ada campur tangan Tuhan disana. Mungkin bagian yang salah adalah ketika mereka memilih mempertahankan dan membiarkan cinta itu berkembang meski tak pada tempat-nya, tapi mau bagaimana lagi hidup adalah pilihan dan pilihan Jaejoong adalah mencintai Jung Yunho begitupun sebaliknya, dosa atau tidak biar Tuhan yang menentukan.

[NC SEDANG BERLANJUT]

[30 MENIT]

[60 MENIT]

[120 MENIT]

[180 MENIT]

Auhtor:OMO O.O YA! JUNG YUNJAE MASIH BELUM KAAAAAAHHHHH????

YunJae:aaaaahhhhh….hhhhmmmm….ooohhh be…belum Thor….aaahhh 3 jam lagi yaaaahh…hhhhh..hhhh

Auhtor:-__________- #makancakebarengYooSuMin

Reader: “Kenapa ngga ditulis aja sih thor?><”

Author :”OGAH! Bayangin aja author ngga bisa bikin NC, toh otak anak-anak YunJae juga pada tau pan gimana HOT and gaya apa aja yang biasa dipake Eomma en Appa”

Reader:*angguk2sambilngebayangin*#mimisan

 

*May I Love You*

 

Matahari menyelusup memaksa masuk menembus jendela mobil Ferrari merah yang diam terparkir di pinggiran sungai Han, cahaya matahari begitu hangat menyapa siapapun yang melewati sinarnya. Begitupun dengan kedua pasangan YunJae yang masih tertidur lelah selepas melakukan ‘olah raga’ malam keduanya berada dikursi belakang masih tertidur dengan saling berpelukan (teletabis=.=).

 

“Yuunnn~~~” Jaejoong menggeliat pelan suaranya mendadak serak mungkin karena ia habis ‘konser’ semalam.

 

Yunho  tidak menjawab namun ia mengeratkan pelukannya di pinggang ramping namja yang saat ini sudah ‘sah’ menjadi miliknya. Jaejoong membalikan tubuhnya menghadap Yunho yang terlihat masih terlelap. Ia memandangi betapa tampan kekasihnya itu, Jaejoong menelusuri wajah Yunho dengan telunjuknya, bibir tipis berbentuk hati itu semalam menyentuh bibir merahnya, hidung bangir nan mancung itu semalam menghembuskan napasnya yang tersengal menahan gairah yang memuncak, mata kecil yang selalu memandangnya penuh cinta itu semalam menatap tubuh indahnya penuh napsu, kulit coklat erotisnya itu semalam bersatu dengan kulit putihnya, Jaejoong kagum ia terpesona oleh semua kesempurnaan yang dimiliki seorang Jung Yunho. Ia mengecup bibir Yunho sekilas dan membuat namja bertubuh atletis itu menggeliat pelan dan memeluk kepala Jaejoong di dada telanjangnya.

 

“Yunnie~~~~~ ini sudah pagi aku harus sekolah”

“Hm?jinjja?haaaahhh kenapa waktu cepat sekali berlalu ya Boo?apa karena semalam kita…….” goda Yunho

 

“Yuuuunnniieee~~~~” karena malu Jaejoong mencubit pinggang Yunho, membuat si empunya pinggang panjang(?)itu meringis

 

“Ish kau senang sekali mencubitku”

 

“Habis kau menggodaku terus” pout Jaejoong

 

“Siapa yang tidak tergoda dengan dirimu Boo” Yunho mulai menciumi Jaejoong lagi, namun kemudian ia lepaskan ciuman itu dan menatap Jaejoong yang memajukan kepalanya ingin meminta lebih.

 

“Jangan nakal, sudah waktunya kau sekolah kuantar kau pulang” ucap Yunho sambil mencoel(?)hidung Jaejoong membuat Jaejoong kembali mempoutkan bibirnya.

 

Setelah keduanya berpakaian, Yunho mengantar Jaejoong kembali pulang ia tidak masuk kedalam rumah dan hanya mengantar Jaejoong di depan gerbang saja. Setelah memastikan Jaejoong masuk kedalam rumah, Yunho kembali melajukan mobilnya pulang menuju kediamannya.

 

Jaejoong membuka pelan pintu ruang tamunya yang masih sepi, tak ada siapapun disana bahkan polisi yang biasa menjaganya pun tak ada.

“Apa belum pada bangun ya?” gumam Jaejoong menuju kamarnya yang berada dilantai atas perlahan langkahnya terhenti ketika Mr.Kim memanggilnya dari arah ruang makan.

 

“Kau baru pulang Joongie~?”

 

“A Appa?aku….aku baru pulang Appa mianhe” Jaejoong tertunduk

 

“Kau mandi dulu setelah itu temui Appa disini”

 

“Tapi Appa aku harus sekolah aku sudah…..”

 

“Kau tidak akan sekolah lagi Joongie~”

 

“M Mwo?maksud maksud Appa?” Jaejoong berjalan menuju ruang makan.

 

Mr.Kim menghela napasnya ia masih terduduk di meja makan panjang itu.

 

“Kau akan ikut Appa ke Sydney dan bersekolah disana, Appa sudah bicara dengan kepala sekolahmu semalam untuk mengurusi semua dokumen kepindahanmu”

 

“A…Appa kenapa tidak bicara dulu dengan Joongie?kenapa Appa tiba-tiba memindahkan Joongie?lagipula….Joongie~ sudah kelas 3 sebentar lagi akan kelulusan apa tidak sebaiknya…….menunggu kelulusan saja?” Jaejoong bicara tergagap.

“Tidak bisa, semuanya sudah diatur nanti sore kita langsung berangkat kau siap-siap saja”

 

“Tapi Appa….”

 

“Kenapa kau sering membantah Appa sekarang Joongie?apa karena penjahat itu?”

 

“Appa, Yunho bukan penjahat dia…….”

 

“Cukup, sekarang kau mandi dan bersiap Appa mau kekantor dulu ada beberapa masalah yang harus Appa selesaikan” Mr.Kim meninggalkan ruang makan dan berjalan keluar.

 

“Appa…” tahu Appanya akan susah dibujuk membuat Jaejoong sedikit cemas, kalau ia pindah itu berarti ia akan semakin jauh dengan Yunho dan ia tidak menginginkan hal itu. Jaejoong segera berlari kekamarnya dan memutuskan untuk membersihkan diri sebelum memikirkan rencana selanjutnya.

 

Sementara itu dirumah kediaman keluarga Jung, Yunho baru saja pulang tampak raut kelelahan namun senang diwajahnya, Ia terkejut bukan main mendapati Changmin sedang duduk memainkan tuts tuts grand piano miliknya di ruang keluarga.

 

“Changmin?” tanya Yunho

“Hai Yun lama tidak mampir kemari piano ini masih ada?” cuek Changmin sambil tetap memainkan tuts piano yang sekarang bernada Pachelbel itu.

 

“Apa yang kau lakukan disini, kau mau menangkapku?”

 

“Hahahahaaa aku sudah melakukannya dari dulu kalau aku mau”

 

“Hah jinjja?lalu kenapa kau tidak menangkapku?”

 

JREEEEENNGG~~~~

 

Bunyi piano itu terdengar kencang menggema diseluruh penjuru ruangan, Changmin membalikan badannya menghadap Yunho yang masih berdiri di tangga.

 

“Katakan padaku kenapa kau mendekati Jaejoong?”

 

“Wae?kau mencurigaiku ingin memanfaatkannya?”

 

“Aku tau dirimu Jung Yunho, kita sudah saling berteman sejak SMP aku tau bagaimana watakmu”

 

“Teman?kau masih menganggapku teman sejak kau masuk dunia kepolisian?”

 

“Itu hak-ku Yun, kita memilih jalan kita masing-masing, aku memilih jalan yang benar dan kau memilih jalan yang…….salah”

“Hahahaha benar…benar Shim Changmin memang selalu benar” ucap Yunho kali ini dengan tepukan tangan.

 

Changmin tidak menggubris kalimat yang menurutnya mengandung ‘ejekan’ itu, dia mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan dan menatap foto keluarga Yunho.

 

“Wae?kau masih merindukannya?” tanya Yunho yang kini sudah duduk santai di sebuah sofa

 

“Tidak pernah sedikitpun aku tidak merindukannya” gumam Changmin masih menatap foto itu.

 

“Kalian ini seperti memang sudah ditakdirkan bersama ya, Sicca kuliah hukum dan kau bekerja menjadi penegak hukum hah pasangan serasi”

 

“Kapan dia akan pulang?” tanya Changmin

 

“Bulan depan, kau mau menjemputnya?”

 

“Kau bodoh?kalau aku ketahuan menjemputnya maka semua rencana kita gagal paboya~~~”

 

“Hmmmmm, dia pasti akan kesal kau tidak menjemputnya di bandara setelah sekian lama kalian berpisah”

“Akan kujelaskan nanti setelah rencana kita berhasil”

 

Yunho hanya mengangguk sambil kini mengigit buah apel yang tersedia disana.

 

“Katakan padaku, apa yang kau lakukan dengan Jaejoong sampai namja itu jatuh cinta padamu?”

 

“Tidak ada, dia mencintaiku dan aku……juga mencintainya”

 

“Bohong, kau mana bisa jatuh cinta Yunho”

 

“Mungkin kau tidak percaya, tapi….kali ini aku benar-benar mencintainya aku ingin melindunginya bersamanya dan selalu ada di sisinya”

 

“Meskipun kau tau itu akan membahayakannya?”

 

“Dia yang memilih jalur bahaya ini untuk ditempuh bersamaku”

 

Changmin menatap Yunho dalam ia tak menemukan kebohongan disana, dia tahu bahwa sahabat-nya itu benar-benar mencintai Jaejoong. Wait….sahabat?Changmin dan Yunho sahabat?Yup Shim Changmin dan Jung Yunho adalah teman sejak SMP, mereka bersekolah di sekolah yang sama, dan menjadi teman sepermainan, keduanya menjadi lebih dekat ketika tau bahwa Changmin berpacaran dengan Jessica(#readersdemonggasetuju) yang tak lain adalah adik Yunho. Namun persahabatan Yunho dan Changmin sedikit terganggu karena Changmin memilih menjadi polisi, dan Yunho tetap pada jalurnya sebagai penerus ‘kerajaan’ mafia milik ayahnya. Tak jarang mereka sering bertemu atau berduel karena kejahatan yang dilakukan keluarga Jung, namun tak jarang juga Changmin sengaja melepas Yunho bagaimanapun juga Yunho adalah sahabatnya, kakak dari wanita yang dicintainya(#authordibakarmassa)

 

“Lalu bagaimana sekarang sudah ada perkembangan?”tanya Yunho memecah keheningan

 

“Hm?belum….bagaimana bisa aku menyelidiki kalau Choi Seohyun itu mati aish kau ini ceroboh sekali bagaimana bisa kau membunuhnya?”

 

“YA! Itu bukan salahku, anak buahku bermaksud untuk menahannya berlari tapi malah menembak sampai mati”

 

“Ne kalau sudah begini aku semakin susah mencari keberadaan kelompok DRAGON!, GD dan TOP terus saja berulah membuat kami kepolisian Korea tidak bisa tidur!” sebal Changmin.

 

GD dan TOP adalah dua mafia yang bisa dibilang setara dengan keluarga Jung, mereka juga melakukan kejahatan seperti menjual narkoba, menjadi pembunuh bayaran namun sekarang mereka lebih senang menghancurkan tempat-tempat umum dengan memBom hotel, pusat perbelanjaan, taman bermain dll. Bisa dibilang profesi mereka saat ini adalah teroris, dan Seohyun adalah istri dari TOP karena itu Yunho bermaksud menolong Changmin dengan menangkap Seohyun namun anak buah Yunho malah membunuhnya dan membuat GD TOP menaruh dendam pada keluarga Jung. Changmin juga tidak mendapat informasi apapun yang ia butuhkan tentang duet maut(?)GD TOP karena kematian Seohyun.

 

Mereka berdua merencanakan untuk membongkar dan menangkap gembong GD TOP, meski Yunho harus sedikit menderita karena polisi lain yang terus saja menguntitnya.

 

“Yasudah aku pulang dulu, nanti akan ku kabari kalau ada berita tentang GD TOP”

 

“Hm, ah kau tidak makan dulu Min?”

 

“Makan?hmmmm boleh aku bungkus tidak?sebenarnya aku juga sedikit ani sangat lapar Yun” raut wajah Changmin mendadak lemah

 

“Hahahahahaaa kau tidak berubah Minfood, arachi tunggu disini aku akan menyuruh Wookie untuk memasak untukmu”

 

“Yes, gomawo Yun, btw mana Su?”

 

“Dia sekolah, tunggu disini dan jangan kau ciumi foto Jessica itu sudah dibersihkan kemarin aro?”

 

“Aish kau Jung Yunho!”

 

Waktu bergulir dengan cepat, pagi menuju siang Jaejoong masih tidak beranjak dari kamarnya bingung harus berkata apa untuk menolak keinginannya pindah ke Sydney, ini terlalu mendadak dan jujur ia belum siap meninggalkan Korea terlebih dia harus meninggalkan Yunho. Tanpa berfikir panjang ia segera mengambil mobilnya menuju rumah Yunho. Sesampainya dirumah Yunho, ia terus mencari dimana kekasihnya itu berada hingga ia menemukan Yunho diruang kerjanya sedang memeriksa beberapa dokumen.

 

“Boo?” tanya Yunho terkejut

 

“Yunnie~” Jaejoong menghambur memeluk Yunho-nya yang masih duduk diam

 

“Wae Boo?kenapa kau kesini?kau tidak sekolah?” tanya Yunho yang kini berdiri

 

“Aku tidak mau kehilangan Yunnie, aku tidak mau berpisah dengan Yunnie tidak mau tidak mau><” Jaejoong mulai menangis

 

“Wae~~~ ada apa Boo?kenapa kau menangis?” Yunho menarik Jaejoong duduk, dia menghapus air mata Jaejoong lembut.

 

‘Hiks…Hiks…Appa…Appa menyuruhku hiks…hiks…pindah ke hiks Sydney untuk hiks…hiks sekolah disana, dan sore ini hikss…hikss aku akan berangkat Yuuuunn” tangis Jaejoong pecah seketika Yunho memeluk Jaejoong untuk menenangkannya.

 

“Ssssshhh uljima kita tidak akan berpisah, Appamu melakukan itu untuk kebaikanmu Boo”

 

“Tapi hiks hiks aku tidak mau pindah, aku tidak ingin berpisah dengan Yunnie~”

 

“Pabo…siapa bilang kita akan berpisah?memangnya aku tidak bisa menyusulmu kesana?setelah kau selesai sekolah dan kuliah kan kau bisa kembali kesini”

 

“ANDWE>< pokonya aku tidak mau pergi dari sini, aku hanya ingin bersama Yunnie!”

 

Hampir beberapa jam Yunho mencoba meyakinkan Jaejoong agar menuruti Appanya untuk bersekolah diluar negeri, meski sebenarnya dia sendiri tidak rela harus berpisah dengan Jaejoong namun ini juga demi keamanan Jaejoong. Menurut informasi dari Donghae dan Hyukjae, GD TOP sudah mengetahui tentang Jaejoong jadi bisa saja kan mereka membalas dendam melalui Jaejoong dan Yunho akan sangat menyesali dirinya jika itu terjadi. Jaejoong kelelahan menangis, ia tertidur di sofa ruang kerja Yunho.

 

Malam pun tiba Jaejoong terbangun dia mengerjapkan matanya mencari Yunho yang tidak ada disana, ia terbangun keluar dari ruangan itu dan menemukan Yunho sedang menelpon diruang tamu, ia tidak mendengar jelas pembicaraan Yunho. Setelah selesai menelpon Jaejoong mendekati Yunho dan memeluk Yunho dari belakang.

 

“Boo?kau sudah bangun?”

 

“Hm” angguk Jaejoong

 

Yunho membalikan badannya hingga kini mereka saling berhadapan.

 

“Sudah malam, kuantar kau pulang ne”

 

“Shiruh! Nanti Appa akan membawaku pergi darimu”

 

“Boo….”

 

“Shiruh…shiruh…shiruh…!!aku ingin tinggal disini saja denganmu, ah bagaimana kalau kita kawin lari?” sahut Jaejoong sumringah

 

“Mwo?kawin lari?apa nantinya kau tidak capek berlari terus Kim Jaejoong?” goda Yunho

 

“Aish Yunnie~~~~~ bukan begitu maksudku…”

 

“Hahahahaa arra arra….dengar aku memang ingin menikah denganmu Boo sangat ingin, tapi…..aku tetap ingin  meminta restu Appamu agar mau menyerahkanmu padaku”

 

“Tapi itu tidak mungkin Yun, Appa sangat tidak menyukai hubungan kita”

“Belum dicoba kan?kajja aku antar kau pulang sekalian ingin bicara dengan Appamu”

 

“M Mwo?Yunnie…kau ingin melamarku?”

 

“Tentu saja, aku tidak membiarkanmu jatuh ketangan orang lain”

 

“Jinjja?jeongmal kau ingin menikah denganku Yunnie?”

 

“Ne my princess” jawab Yunho sambil mencubit gemas pipi Jaejoong

 

“Tapi nanti kalau Appa marah bagaimana?”

 

“Asal nantinya beliau mengijinkan aku siap menjadi sasaran amukan Appamu”

 

“Yunnie~~~~ saranghae”

 

“Nado…” Yunho mencium kening Jaejoong lembut.

 

Pasangan YunJae itupun pergi menuju rumah Jaejoong, ada raut kecemasan diwajah keduanya namun ketika keduanya sudah berpegangan tangan seolah kekhawatiran mereka menguap begitu saja. Mereka kini telah sampai dirumah, keduanya memasuki ruangan masih berpegangan tangan, Yunho yang awalnya ragu dengan tindakannya justru kini berubah mantap, ia ingin menikahi Jaejoong ia ingin Jaejoong tetap bersamanya, meski dia tahu resikonya.

“Appa~” sahut Jaejoong yang mendapati Appanya sedang duduk diruang tamu, terlihat jelas ada kecemasan luar biasa disana

 

“Joongie?” Mr.Kim berdiri ia tersenyum mendapati puteranya telah pulang, namun senyum itu memudar begitu saja ketika dilihatnya tangan Jaejoong menggandeng tangan Yunho.

 

“Kau?apa yang kau lakukan disini?pergi dari sini atau kupanggil polisi”

 

“Appa aku mohon, dia namja yang aku cintai aku mencintainya Appa” Jaejoong kini mulai menangis sendu.

 

“Mwo?YA KIM JAEJOONG kau gila?kau mencintai namja?ani bukan aku bahkan tidak peduli kau mau mencintai namja atau bukan, tapi dia…dia adalah penjahat Joongie, kau lupa beberapa kali dia mencoba untuk membunuhmu huh, tidak…tidak akan kubiarkan kau bersama namja penjahat ini, Jung Soo Jung Soo” teriak Mr.Kim memanggil kepala pelayannya itu

 

“I iya Tuan Besar?”

 

“Panggil polisi dan seret orang ini keluar, Joongie~ kau masuk kita akan pergi ke Sydney malam ini juga”

 

“Shiruh, aku tidak mau Appa aku mohon aku tidak mau, aku mencintainya dia mencintaiku Appa aku mohon kali ini kabulkan permintaanku, aku tidak akan meminta apa-apa lagi dari Appa aku mohon Appa” Jaejoong menangis semakin kencang

 

“Kau….”

 

“Tuan Kim….”

 

Yunho menjatuhkan dirinya dia berlutut dihadapan Mr.Kim menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang pemimpin dari keluarga mafia yang paling ditakuti, dihormati dan disegani, namun hanya karena seorang Kim Jaejoong semuanya hilang, harga diri dan penghormatan yang ia junjung tinggi tidak ia pedulikan demi sebuah kata restu, restu dari Mr.Kim agar Jaejoong menjadi miliknya.

 

“Saya sangat mencintai anak anda, kami saling mencintai jadi saya mohon restui kami, ijinkan saya untuk…..menikahinya”

 

JGEEEEERRR!!!

 

Petir diluar menambah dramatis keadaan rumah itu Jaejoong menangis, Mr.Kim tercekat dengan ucapan Yunho yang ia anggap tidak pantas untuk anaknya.

 

“Kau pergi darisini atau kupanggil polisi, KELUAR KATAKU! Jung Soo seret dia dan kau Jaejoong masuk” Mr.Kim menyeret paksa Jaejoong masuk kedalam kamarnya, Jaejoong meronta namun ia tidak melepaskan diri dari ayahnya yang saat itu menjadi sangat kuat.

 

“Yunnie…Yunnie….Appa..Appa aku mohon lepaskan aku Appa aku mencintainya aku mencintainya Appa”

 

“Diam kau!sudah berani kau melawan Appa huh?”

 

“Yunnieeeeee…..”

 

“Boo….” Pekik Yunho

 

Teriakan Jaejoong perlahan menghilang bersama tubuhnya yang sudah diseret masuk Mr.Kim menuju lantai dua kamar Jaejoong, sedangkan Yunho masih tetap berlutut disana.

 

“Tuang Jung anda sebaiknya pergi sebelum semuanya menjadi kacau” sahut Jung Soo

 

“Aku tidak akan pergi dari sini”

 

“Tapi….maaf Tuan Jung apa anda benar-benar mencintai tuan muda kami?”

 

“Aku mencintainya demi arwah ibuku di syurga aku mencintai sepenuh hatiku, aku seorang Jung Yunho tidak akan pernah mau merendahkan diriku seperti ini jika bukan karena dirinya”

 

Jung Soo menatap mata Yunho, tak ada kebohongan disana sejak kedatangan Yunho di pesta ulang tahun Jaejoong ia sudah tau bahwa mereka saling mencintai, dia membantu Yunho berdiri.

 

“Kalau kau memang mencintainya apa kau mau berkorban?”

 

Yunho menatap Jung Soo tak percaya, sadar bahwa ada yang mendukung cintanya ia mengangguk semangat.

 

“Kau tunggulah diluar tidak peduli hujan, badai atau apapun yang menerpamu kau harus tetap berdiri disana”

 

Yunho terkejut dengan saran Jung Soo yang menurutnya, aneh

 

“Percaya saja padaku hm?kau mencintai Jaejoong kan?mau kau berkorban untuknya?”

 

“Aku akan memberikan nyawaku jika dia menginginkannya”

 

“Kalau begitu pergilah, tunggu diluar”

 

Masih dengan ragu Yunho melangkahkan kakinya keluar, namun entah kenapa dia mempercayai ucapan kepala pelayan itu, ia menurutinya dan menunggu diluar, ia berdiri disana mematung berharap ada keajaiban yang datang menyambut, niatnya baik jadi pasti akan ada kebaikan yang mengikutinya. Hujan mulai turun dengan lebat, seluruh pakaian Yunho basah, tubuhnya bergetar kedinginan giginya mengertak menahan hawa yang seakan menusuk tulang dan dagingnya, namun demi sebuah restu ia rela melakukan semua itu.

 

Mr.Kim mengunci Jaejoong didalam kamar, ia menyimpan kunci itu didalam sakunya dan beranjak menuju ruang tamu, dilihatnya Yunho sudah tidak disana.

 

“Hah menyerah juga dia….”

 

“Tidak Tuan Besar, Tuan Jung sedang ada diluar dia berdiri disana” sahut Jung Soo tiba-tiba

 

“M Mwo?diluar?kenapa tidak kau usir?” marah Mr.Kim

 

“Dia memilih bertahan disana Tuan….”

 

JGEEEEERR!!!!

 

Suara petir kembali menggelegar.

 

“Seperti kembali ke masa lalu tuan?” tanya Jung Soo

 

Mr.Kim meilhat kearah Jung Soo “Biarkan dia disana sampai mati kedinginan”

 

Mr.Kim meninggalkan ruangan itu dan menuju kamarnya, senyum simpul tersungging di bibir Jung Soo, dia tahu bahwa majikannya kini mengingat kejadian 20 tahun lalu, kejadian yang tidak akan mungkin Mr.Kim lupakan.

 

Hujan semakin deras, Yunho masih tetap berdiri disana, seperti yang dikatakan Jung Soo, tidak ia pedulikan petir hujan angin bahkan badai sekalipun, Yunho tetap menahannya. Jaejoong masih menangis di dalam kamarnya ia terus saja menggedor pintu meminta ijin keluar dari Appanya namun tak ada satupun orang yang menggubrisnya, ia terus menangis dan jatuh terduduk disamping pintu.

 

“Yun…Yunnie” tangis Jaejoong

 

“Boo” gumam Yunho.

 

Pagi menjelang. Mr.Kim sudah berpakaian rapih, dia akan kekantor dulu pagi ini kemudian siangnya baru berangkat ke Sydney.

 

“Jung Soo bangunkan Jaejoong suruh dirinya bersiap-siap” sahut Mr.Kim sambil mengancingkan lengan baju dan membuka pintu, betapa terkejut dia mendapati bahwa Yunho masih disana tegak berdiri, meski tangannya mengepal, wajahnya sedikit pucat dan tubuhnya bergetar tapi Yunho sama sekali tidak beranjak dari sana, tekadnya begitu kuat.

 

“Kau?kau masih….’

 

“A A Aku men…mencintainya Tuan Kim…a…aku mohon untuk…..me…merestui….kami” gagap Yunho karena kedinginan

 

“Mwo?”

 

“Dia disana semalaman Tuan besar, kehujanan kedinginan, bahkan sampai menggigil seperti itu” sahut Jung Soo yang muncul tiba-tiba

 

Mr.Kim menatap Yunho tak percaya begitu lama ia mengamati Yunho, dalam pikirannya berkecamuk semua pertanyaan ‘apa dia benar-benar mencintai Jaejoong’ namun entahlah Mr.Kim melihat dan merasakan ketulusan Yunho, dia sedikit tersentuh dengan apa yang dilakukan Yunho, ia berjalan mendekati namja berwajah kecil itu.

 

“Kau sungguh mencintai anakku?” tanyanya tegas

 

Yunho memalingkan wajahnya menatap Mr.Kim

 

“Aku Jung Yunho mencintainya sejak pertama kali melihatnya, aku mencintainya dari setiap detik waktu yang berjalan, aku mencintainya dari saat matahari terbit sampai matahari tenggelam, bahkan saat matahari tidak bersinar lagi aku akan selalu mencintainya, aku mencintainya tak terhitung waktu yang ingin aku habiskan bersamanya”

 

Mr.Kim menatap Yunho lagi, dia merasa bahwa namja itu tidak main-main dengan ucapannya.

 

“Kalau aku memberimu restu apa kau mau meninggalkan pekerjaan kotormu itu?dan hidup untuk mendampingi puteraku dengan cara yang jujur”

 

“Sejak aku menatapnya aku berjanji pada diriku sendiri akan meninggalkan perusahaan dan memilih hidup bersama dirinya”

 

“Benarkah?apa kau bisa memegang ucapanmu?”

 

“Demi almarhum ibuku aku tidak akan berbohong”

 

Suasana hening sesaat, Mr.Kim menghela napas, Jung Soo cemas menunggu apa yang akan tuan besarnya itu katakan.

 

“Jung Soo…mana tas kerjaku?bangunkan Jaejoong suruh dia menemui calon suaminya ini” sahut Mr.Kim sambil berlalu menuju mobil.

 

Yunho membelalakan matanya lebar tak percaya dengan apa yang didengarnya, ia membalikan tubuhnya untuk meminta kepastian dari Mr.Kim namun karena sudah berjam-jam berdiri tubuhnya melemah dan jatuh berlutut, sejak kematian Eommanya ia tak pernah lagi menangis namun sekarang ia membiarkan air matanya jatuh begitu saja.

 

“Tu Tuan Kim…” gagapnya

 

“Bahagiakanlah puteraku, sekali kau membuatnya menderita maka aku tidak akan segan-segan membunuhmu”

 

Mr.Kim melaju dengan mobilnya meninggalkan Yunho yang masih terdiam disana, Jung Soo dengan cepat berlari kearahnya dan membantunya berdiri, dia segera memeluk Yunho senang.

 

“Kau berhasil…kau berhasil anak muda kau berhasil….”

 

“Ta…tapi bagaimana mungkin….”

 

“Dulu Tuan besar kami juga melakukan hal yang sama, dia sangat mencintai Nyonya namun karena perbedaan kasta tuan tidak di ijinkan menikah dengan Nyonya hingga akhirnya tuan melakukan persis dengan apa yang kau lakukan sekarang, itulah kenapa sebabnya aku memintamu untuk menunggu diluar karena aku tau hati tuan besar akan luluh seolah ia kembali ke masa lalu”

 

“Jin Jinjja?’

 

“Hm, sudah sekarang kau temui Jaejoong dia pasti sangat menderita aku mendengarnya menangis semalaman ini kuncinya temui dia”

 

“Go…gomawo Jung Soo~ah jeongmal Gomawoyo kebaikanmu ini pasti akan kubalas”

 

“Kau cukup membahagiakan tuan muda saja itu balasannya”

 

“Aku pasti akan membuatnya bahagia” senyum Yunho sambil berlari masuk kedalam rumah, secepat kilat ia menaiki tangga dan ketika mendapati kamar Jaejoong ia membuka pintu dan langsung menghambur masuk, dilihatnya Jaejoong tertidur disamping pintu.

 

“Boo…Boo bangunlah Boo” Yunho mengangkat tubuh namja cantik itu

 

“Yu …Yun?Yunnie?” Jaejoong segera terbangun dan memeluk Yunho, tangisannya kembali terdengar

 

“Ssssshh uljima jangan menangis lagi, mulai hari ini aku tidak akan membiarkanmu menangis ssshh sudah ya”

 

“Hiks hiks…hiks…Yunnie jangan tinggalkan aku, jangan pergi dariku ayo kita pergi Yunnie sebelum Appa menemukan kita”

 

“Biar saja dia menemukan kita”

 

“Wae?” heran Jaejoong sambil melepas pelukannya

 

“Dengar Kim Jaejoong aku Jung Yunho mulai saat ini mendapat tugas untuk melindungimu, menjamin kebahagiaanmu dan menjaga agar air mata ini tidak lagi jatuh, dan tugas yang sangat indah ini aku dapatkan langsung dari Mr.Kim Young Won Appa dari Kim Jaejoong”

 

Jaejoong membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang Yunho ucapkan

 

“Yun..Yun…maksudmu Appa..Appa?”

 

“Hm, dia sudah merestui kita Boo, Appamu sudah merestui kita”

 

“JINJJA?JINNJAYO Yun?benarkah itu?tapi…bagaimana bagaimana bisa?”

 

“Takdir, ini semua takdir kita untuk bersama Boo”

 

“Yunnie….saranghae…neomu saranghae Yun…”

 

“Nado..nado saranghae my princess”

 

Keduanya berpelukan mereka menangis haru dan tertawa bahagia, mereka tidak menyangka bahwa akhirnya kini cinta mereka telah direstui bahwa akhirnya kini mereka sudah tidak perlu lagi bersembunyi jika ingin bertemu, kecuali yah dari polisi-polisi itu.

 

Dua bulan berlalu, hubungan Yunho dan Jaejoong semakin mesra Jaejoong juga sudah lulus sekolah dan akan segera kuliah, ia memilih untuk melanjutkan studinya di Korea saja apalagi kalau bukan karena tidak ingin jauh dari Yunho. Penyelidikan Changmin-pun berjalan mulus semua salah paham kini sudah menjadi jelas, bahwa dalang dari semua kejahatan yang terjadi adalah ulah GD TOP bersaudara,GD sudah ditangkap hanya TOP yang masih kabur.

Yunho memang seorang mafia namun ia tidak akan dengan sengaja membunuh atau melakukan kejahatan tiba-tiba. Perlahan namun pasti Yunho mulai meninggalkan bisnisnya dia belajar mencari usaha baru yang lebih ‘halal demi buktinya pada Appa Jaejoong dan juga demi keamanan Jaejoong meskipun awalnya Appa Yunho menolak namun ia seiring berjalannya waktu Mr.Jung menginjinkan puteranya untuk keluar dari perusahaan yang sedang mencoba menjajaki usaha baru, Mr.Jung juga sudah bertemu dengan Jaejoong kedua keluarga sudah saling bertemu namun begitu Yunho belum saja resmi melamar Jaejoong.

 

Saat ini keduanya sedang berjalan ditaman dirumah Yunho.

 

“Yunnie~~~~ kapan kau akan melamarku?”

 

“Wae?kau kan baru masuk kuliah bagaimana kalau setelah kau lulus saja?”

 

“Mwo?aish itu terlalu lama Yuuuun aku tidak mau menunggu sampai 4 tahun” pout Jaejoong

 

“Mhuahahahaaa kau ini, baiklah secepatnya aku akan melamarmu, eh tapi apa kau sudah siap menjadi isteriku?masih manja begini”

 

“Ya Jung Yunho”

 

“Arra arra aku akan melamarmu akan kujadikan kau istri Jung Yunho segera ne”

Yunho memeluk Jaejoong lembut

 

“Yaksok?”

 

“Yaksoke”

 

Keduanya saling menatap tahu apa yang ingin Yunho lakukan membuat mata Jaejoong menutup dengan sendirinya, Yunho tersenyum ia memegang dagu Jaejoong dan….

 

“Hyuuuuuuuung awas….”

 

BRUG!!!

 

Yunho terjatuh karena lemparan bola, Junsu dan Yoochun yang juga ikut bersama Jaejoong seperti biasa ia menemani namja manis itu bermain bola, yah mereka sudah mulai akrab sekarang ah tidak bukan hanya akrab tapi sangaaaaaaattt akrab, bahkan Kim Junsu memilih universitas dan jurusan yang sama dengan Yoochun.

 

“YA!Kalian berdua apa tidak bisa bermainnya ditempat lain huh?mengganggu saja!” teriak Yunho sambil memungut bola dan melemparnya kearah Yoochun.

 

“M Mian Hyung mianhe aku tidak sengaja….” Sahut Yoochun yang masih saja takut dengan Yunho meski sudah lama kenal

 

“Eu kyangkyang….” tawa Junsu meledak “Chunnie tidak bisa bermain bola sama seperti Yunho hyung yang payah bermain bola, aku mau main bersama Changmin hyung saja aaahhh….”

 

“Jangan ganggu aku~~~~” sahut Changmin yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah menggandeng seorang gadis, yap Jung Jessica telah menyelesaikan kuliahnya dan sekarang ia sudah pulang kembali kerumah bersama keluarga dan kekasihnya.

 

“Changmin hyung ayolah bermain bersamaku” rengek Junsu

 

“Mianhe Su~ie aku mau berjalan-jalan dengan Sicca, kau main saja dengan Chunniemu itu ne”

 

Junsu mempoutkan bibirnya kesal.

 

“Su ayo kita main lagi, kali ini kita jangan main bola bagaimana kalau kita main PS?”

 

“Oh My God SUN>< aku suka sekali bermain PS, kajja Chun kita main PS, eh tapi main Nascar Rumble ya (gaem fave author^^V)”

 

“Iya iya apapun yang kau suka”

 

“Hihihihiiii aku sayang Chunnie~~~” ucap Junsu sambil memeluk Yoochun, keduanya pun masuk kedalam rumah untuk bermain gaem, meninggalkan pasangan YunJae dan MinSicca(?)

 

“Min bagaimana sudah mendapat kabar tentang keberadaan TOP?”

 

“Hfffffttt belum Yun, aish dia itu benar-benar licin seperti cacing sama sekali sulit ditangkap”

 

“Hyukjae dan Donghae mendapat informasi kalau sekarang TOP sedang berusaha membujuk kelompok lain untuk membuat suatu rencana, tapi tetap mereka tidak bisa menemukan TOP sepertinya ia memberi interuksi dari jarak jauh”

 

“Sepertinya begitu” gumam Changmin

 

“Yunnie~~~~ bisa tidak jangan membicarakan hal ini lagi bulu kudukku berdiri mendengarnya” pout Jaejoong

 

“Hahahahahaaa arra…hmmmm baiklah ayo kita makan aku sudah lapar”

 

“Ne kajja….”

 

“Yun….” Panggil Changmin

 

“Wae?”

 

“Itu….aku…aku….”

 

“Wae?kau ingin melamar Sicca huh?”

 

“Omo kau tau darimana?”

 

“Hahahahaaa aku ini berpengalaman darimu Min, lihat kau dan Sicca sudah memakai cincin yang sama bagaimana mungkin aku tidak memperhatikan”

 

“Heheuheheuheuu ne aku ingin melamarnya menjadi istriku Yun” cengir Changmin

 

“Tentu saja menjadi istrimu masa menjadi pengawalmu, ya Sicca apa kau sudah siap menjadi istri dari namja tinggi nan rakus ini?”

 

“Mwo?ya Oppa~~~`” rajuk Jessica

 

“Hahahahha arra arra, nanti akan kuberitahu Appa kabar baik ini, but hey kalian jangan melangkahiku karena aku dan Boo yang akan menikah duluan iya ngga Boo” goda Yunho mengerling kearah Jaejoong yang disambut raut wajah tersipu Jaejoong

 

“Ne tenang saja aku tidak akan melangkahi pasangan YunJae dulu, kalian menikahlah secepatnya jangan sampai membuatku kami menunggu aro?”

 

Semuanya tertawa bahagia dengan pasangan masing-masing mereka berkumpul bersama membicarakan konsep pernikahan mereka seperti apa nantinya. Mencoba membayangkan keindahan yang akan mereka raih.

 

*May I Love You*

 

 

“Hyung ini profil mengenai Kim Jaejoong”

 

“Hm” namja bersuara bass bertubuh tinggi dan berkulit coklat kelam itu membuka file yang berisi data foto dan beberapa informasi mengenai Kim Jaejoong.

 

“Sudah kau susun rencana?”

 

“Ne sudah hyung, tinggal menunggu perintah hyung saja”

 

“Laksanakan besok ingat jangan sampai gagal”

“Baik hyung”

 

Namja bertampang sangar(#digaplokTOP)namun berwajah tampan(#dicipokTOP) itu tersenyum sarkartis, dia memegang foto Jaejoong yang sedang bersama Yunho, orang yang telah membunuh kekasihnya Seohyun, dia tidak akan membunuh Yunho melainkan Jaejoonglah sasarannya karena ia ingin Yunho merasakan sakit dan perihnya ditinggal orang yang dicintai. Yah bukan fisik yang akan namja bernama TOP itu serang tapi hati dan mental Yunho-lah yang akan dia torehkan. Namja itu tertawa keras sambil membakar foto yang ada ditangannya.

 

*KE ESOKAN HARINYA*

 

DDDDDDRRRRRRTTTTTT

 

DDDDDRRRRRTTTTTTTT

 

Ponsel Jaejoong bergetar saat ini ia masih tertidur lelap dikamarnya, ia mengambil ponsel yang terletak di bawah bantal masih dengan mata tertutup ia mencoba membaca message yang datangnya dari kekasihnya itu,

 

From              : My Lovely Yunho

 

Subject          : ‘Kutunggu di CASSIOPEIA Café hari ini jam 10 jangan telat! Kalau telat acara lamaran batal, Saranghae”

 

Jaejoong mengerjap-ngerjapkan matanya, dia berulang kali membaca sms itu mencoba mencerna setiap kalimatnya.

 

“Yun..Yunnie akan…akan melamarku?kyaaaaaa eotte eotte?aku harus pakai baju apa?baju yang mana aish Jung Soo Ahjussi Jung Soo ahjussi” teriak Jaejoong sambil mengacak-acak lemari bajunya.

 

“I iya Tuan Muda ada apa?”

 

“Ahjussi, Yunnie ah maksudku Yunho akan melamarku eotte?aku….aku harus pakai baju yang mana?”

 

“Eh?ahahahahaaa saya kira Tuan Muda kenapa, ah mari saya bantu”

 

“Tapi…tapi yang membuatku kelihatan tampan ya eh bukan kelihatan manis heheheee”

 

“Tuan muda anda sudah cantik, manis, keren, jadi pakai baju apapun tidak akan pernah terlihat jelek”

 

“Jinjjayo?”

 

“Tentu saja buktinya Yunho~shi begitu memuja anda”

 

“Hihihihhiii ne aku juga memujanya sangaaat memujanya, ah ahjussi Ppali bantu aku memilih baju”

 

Hampir dua jam Jaejoong mencoba baju ini dan itu sampai akhirnya ia memilih sebuah baju yang dirasa cocok (bayangin baju mami di bonjour Paris waktu lagi jalan2 ama papi ya readers ;D) setelah dirasa siap ia melangkah keluar dengan taksi, yap Jaejoong memilih menggunakan taksi karena toh nantinya dia akan pulang bersama Yunho. Sepanjang jalan ia terus saja tersenyum, ia tertawa sendiri membayangkan Yunho akan melamarnya, supir taksi beberapa kali melirik kaca spion didalam ia juga tersenyum melihat tingkah Jaejoong, ‘pasti akan dilamar’ pikir supir taksi itu.

 

Tak lama Jaejoong sampai juga di sebuah café yang didominasi warna merah itu, taksinya berada di sebrang jalan jadi dia harus menyebrang terlebih dahulu, ia melihat kearah Yunho yang sudah berada di dalam café, ia melambaikan tangannya pada Yunho, Yunho yang melihat kedatangan Jaejoong membalas lambaian tangan itu dia berdiri dan keluar café untuk segera menyusul Jaejoong.

 

Keduanya kini berada diluar namun bersebrangan, seperti yang sudah lama tidak bertemu keduanya saling melempar senyum dan melambaikan tangan, Jaejoong menunggu lampu berwarna merah dulu baru bisa menyebrang. Ketika lampu sudah merah ia sudah siap menyebrang namun langkahnya terhenti ditengah jalan ketika sebuah Van Mobil yang berhenti  disampingnya terbuka, seseorang menodongkan senjata laras panjang kearah Jaejoong membuat Jaejoong membelalakan matanya terkejut, Yunho yang mengetahui kekasihnya dalam bahaya segera berhambur menuju Jaejoong.

 

“Boo!”

 

DUAR DUAR DUAR DUAR DUAR!!!

 

Lima kali letusan itu terdengar dari senapan yang dibawa TOP, ia masuk kembali kedalam Van dan secepat kilat Van itu pergi.

 

“Yu…Yuuunnn?Yuuunnnie….?” panik Jaejoong

 

“Boo..uhuukuhuukk gwaen…gwaenchana?” tanya Yunho

 

Yunho jatuh terkapar tembakan itu mengenai punggunya, yah Jung Yunho menghalangi TOP untuk menembak kekasihnya itu, dia menjadi tameng bagi Jaejoong, sekarang tubuhnya jatuh ketanah dengan Jaejoong yang terus menangis dan memeluknya, darah segar keluar dari mulutnya.

 

“Yunn…Yunnie~ah aku mohon jangan mati Yun jangan mati, jangan pergi dariku Yunnie~ah bertahanlah aku mohon, seseorang panggil ambulance!!tolong panggilakan ambulance!!Yunnie sadarlah…kau akan selamat Yunn dengar aku Yunniiieee” tangis Jaejoong mendadak pecah ia terus saja mengguncang tubuh Yunho yang sudah berlumuran darah

 

“B Boo….B…Booo saranghae Boo maukah….mau ohokkkohhokkk maukah kau….me…menikah denganku Kim…Kim Jaejoong” ucap Yunho sambil terus berusaha menguatkan dirinya.

 

“Kau jangan banyak bicara dulu Yun aku mohon bertahanlah, YA!tolong kalian panggilkan ambulance cepat!!Yunnie…Yunnie ambulance akan datang bertahanlan sebentar ne…”

 

“Ja….jawab akuhhh Boo…maukah kau…..menikah….denganku?”

 

Tubuh Jaejoong bergetar semakin kencang ia berusaha menahan air matanya namun ia tidak kuasa jika melihat kekasihnya orang yang paling ia cintai sekarat seperti ini.

 

“Aku mau Yunnie tentu saja aku mau menikah denganmu jadi kumohon bertahanlah Ppaliwa mana ambulancenya?!”

 

“Sa…saranghae Boo…mi…mianhe aku….membuatmuuhh…me…menangis….lagi”

 

“Diamlah aku mohon diamlah Yunnie kau jangan banyak bicara nanti darahmu semakin banyak keluar, ambulance akan cepat datang Yunnie bertahanlah demi aku kumohon” isak Jaejoong

 

“Boo…Sa…saranghae”

 

“Nado…nado Yunnie~ah aku mencintaimu sangat mencintaimu aku mohon bertahanlah jangan pergi meninggalkan aku, aku tidak akan bisa hidup tanpamu Yunnie….”

 

Perlahan Yunho mengangkat tangan kanannya menyentuh pipi Jaejoong ia menghapus jejak air mata Jaejoong, tangannya penuh darah sehingga wajah Jaejoongpun ikut terkena noda darah Yunho, Yunho tersenyum kepada kekasihnya itu, senyum terindah dan lembut yang belum pernah Jaejoong lihat sebelumnya.

 

“Yunnie…maafkan aku…maafkan aku karena telah menjadi bebanmu maafkan aku Yunnie, demi apapun aku mohon kau bertahanlah, Eommaaaa Eommaaaa lindungi Yunhoku Eomma, Tuhan aku mohon selamatkan Yunnie jangan biarkan dia pergi dariku Tuhan aku mohon” tangis Jaejoong

 

“Kau…kau….adalah…bebanku….yang terindah BooJaejoongie Saranghae~~~~” tangan Yunho terkulai mulutnya terkatup menyunggingkan senyum dadanya tidak lagi naik turun, berhenti.

 

“Yun…Yunn…Yunnie?Yunnie~ah andwe…andweeeeee Yunnnniiiieee…”

 

“Don’t leave, don’t leave can’t you stay by my side?

Lies all lies I don’t hear anything

I love you , I love you can’t you show me those words?

I love you, I love you will you love me again?”

JYJ In Heaven

 

*May I Love You*

 

Sudah seminggu Jaejoong berada dikamarnya, dia tidak beranjak darisana, ia hanya duduk bersender pada tempat tidurnya sambil sesekali air matanya terjatuh tanpa suara menandakan kesedihannya yang luar biasa. Yah….7 hari yang lalu Jung Yunho namja yang paling ia cintai, hidupnya, oksigen bagi paru-paru cintanya pergi meninggalkan Jaejoong, bukan hanya hampa tapi Jaejoong seolah tak bernyawa. Kondisinya semakin hari semakin melemah karena kurangnya asupan makanan, Mr.Kim sudah mencoba berbagai cara agar Jaejoong mau makan tapi tetap saja namja cantik itu tidak berkutik sedikitpun. Terkadang Jaejoong bangun dimalam hari sambil meronta-ronta mencari Yunho atau menangis histeris tiba-tiba meneriakan nama Yunho, namun nihil Yunho sudah pergi dan tidak mungkin kembali. Semua yang melihatnya sangat sedih melihat keadaan Jaejoong, wajahnya pucat, tubuhnya kian mengurus tidak ada yang mampu mengobati kesedihannya selain kehadiran Yunho-nya.

 

“Joongie~ aku mohon jangan seperti ini makanlah sedikit ne?lihat ini makanan kesukaanmu, Samgyupsal cobalah untuk mencicipinya sedikit saja” ucap Yoochun sambil mencoba menyuapkan makanan itu kearah mulut Jaejoong

 

Jaejoong terdiam

 

“Joongie~ah makanlah kalau tidak aku akan menangis dengan keras” rengek Junsu yang juga datang menengok Jaejoong.

 

Kembali Jaejoong hanya diam

 

“Joongie Appa mohon kau harus menjaga kesehatanmu, Yunho juga pasti sedih melihatmu begini makanlah ne, atau kau mau makan apa?akan Appa belikan”

 

“Yunho?Yunnie?Yunnie dimana Appa?aku….aku hanya ingin Yunnie, aku mohon kembalikan Yunnie padaku aku janji aku tidak akan…tidak akan meminta apapun lagi aku mohon….” Jaejoong kembali menangis.

 

“Ya Kim Jaejoong sadarlah! Dia sudah pergi, dia sudah meninggal! Kami juga sedih, kami juga terpukul tapi kami mencoba untuk kuat dan bertahan karena kami tahu Yunho tidak akan suka kami menangis untuknya” teriak Changmin

 

“Andweeeeeeee….kau…kau Shim Changmin jahat sekali!!bagaimana mungkin kau berkata seperti itu pada sahabatmu sendiri dan bilang ia sudah mati HUH?!?” Jaejoong beranjak dari tempat tidurnya dia berdiri memukuli Changmin namun tiba-tiba badannya melemas dan jatuh, Jaejoong pingsan.

 

Cukup lama Jaejoong pingsan sekarang ia sudah berada di Rumah Sakit, ditatapnya satu persatu orang yang ia kenal, semuanya tersenyum senang melihat Jaejoong sudah sadar.

 

“Joongie~~~~~ kau sudah sadar?” pekik Junsu

 

“Di…dimana aku?”

 

“Kau di Rumah Sakit, ah bagaimana keadaanmu sudah agak mendingan?mulai hari ini kau harus menjaga kesehatanmu ne” sahut Yoochun sambil tersenyum

 

“Ne, aku tidak mau kalau sampai keponakan-ku ada apa-apa, ya Kim Jaejoong kau harus menjaga dan merawatnya dengan baik arraseo?” ucap Jessica yang juga ikut menjenguk

 

“Keponakan?a..apa maksud kalian?” tanya Jaejoong heran

 

“Joongie~ chukka, rupanya Yunho memang benar-benar tidak bisa melepasmu sendirian dia memang pergi tapi dia menitipkan sesuatu yang sangat berharga untukmu” jelas Changmin

 

“A apa maksudmu Min?”

 

“Kau hamil Joongie~ kau hamil, aku akan segera menjadi kakek” sahut Mr.Kim senang.

 

“Mwo?aku….aku hamil?tapi bagaimana?aku kan….”

 

“Namja?kau adalah namja yang istimewa Joongie mungkin Tuhan terlalu sayang padamu hingga memberi karunia dengan adanya rahim di perutmu, Chukkae Jaejoongie~ kau akan menjadi Eomma” ucap Yoochun dengan mata berkaca-kaca

 

Jaejoong menatap semuanya tidak percaya, air matanya kembali jatuh tapi bukan air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan, dia bahagia karena ia mengandung buah cintanya dengan Yunho, ia bahagia karena sebenarnya Yunho tidak benar-benar pergi darinya, ia akan merawat anak ini, menjaganya dengan baik hingga tumbuh dewasa, sampai nanti ia bertemu lagi dengan Yunho-nya. Sekilas ia melihat Yunho berada diantara kerumunan orang-orang yang mencintainya, ia melihat Yunho-nya tersenyum, senyum yang sama seperti yang sering ia lihat dulu, dengan air mata yang memenuhi pelupuk matanya Jaejoong terus menatap kearah itu sampai bayangan itu menghilang.

 

“Yunnie…..saranghae”

 

*5 TAHUN KEMUDIAN*

 

“Uncle Chuuunnn Aunty Cuuuuu~ie…..”

 

Seorang bocah laki-laki berumur 4 tahun berlari kencang ketika dilihat Paman dan Bibinya datang, anak itu sangat tampan dengan bola mata hitam besar dan berkulit putih bersih seperti Eommanya serta bibir berbentuk hati persis seperti Appanya.

 

“Aigoooo keponakan Uncle Chun kenapa semakin tinggi huh?kau banyak minum susu ya?” tanya Yoochun sambil menggendong bocah itu

 

“Aku kan cuka minum cucu, kata Eomma kalau lajin minum cucu nanti bica tinggi kaya Appa”

 

“Jinjja?ne..banyak-banyaklah minum susu ok?” Yoochun mengacak pelan rambut bocah itu

 

“Hey tampan apa kabar?dimana Eommamu?” tanya Junsu kali ini.

 

“Yunjae~ah turun jangan digendong begitu kau kan sudah besar kasihan Uncle Chun keberatan menggendongmu”

 

Yap nama anak lelaki itu Jung Yunjae, gabungan antara nama dirinya Kim Jaejoong dan orang yang paling dicintainya Jung Yunho.

 

“Joongie~~~~” sahut Junsu senang sambil berlari memeluk Jaejoong, dia kini sudah menikah dengan Yoochun sejak sebulan lalu, Yoochun juga sudah bekerja menjadi direktur di perusahaan ayahnya.

 

“Su~ie apa kabarmu hm?aigoooo pengantin baru”

 

“Joongie~~~~” manja Junsu

 

“Hahahahaaa arra, Chun anyeong”

 

“Joongie apa kabar?ish kau ini makin bersinar saja padahal sudah punya buntut”

“Ya! Su lihat dia merayuku”

 

“Chunnie” tatap Junsu tajam

 

“Hehehehee ck kau ini, aku kan bercanda masa kau cemburu dengan kakak sepupu sendiri?lagipula….aku mana mungkin bisa berpaling darimu”

 

“Hihihiii arrayo~”

 

“Ish kalian berdua, ah ayo masuklah”

 

Sebelum ketiganya masuk mereka mendapati sebuah mobil yang tiba-tiba masuk ke halaman rumah Jaejoong. Dilihatnya Changmin dan Jessica turun dari mobil itu sambil menggendong anak kecil berumur 2 tahunan, yap itu adalah anak Changmin dan Jessica.

 

“Jiyeol~ah….” Teriak Yunjae yang memaksa turun dari gendongan Yoochun dari berlari kearah Jiyeol yang sedang digendong Jessica.

 

“Anyeong Yunjae~ah aigooo kau makin menggemaskan” sahut Jessica sambil mencubit pipi chubby Yunjae

 

“Tante blondie tulunkan Jiyeol, Yun mau main dengannya”

 

Jessica menurunkan puteri cantiknya yang memang sudah bisa berjalan itu, Jiyeol berjalan sambil tertawa dan tangannya digandeng Yunjae.

 

“Joongie” sahut Changmin dan Jessica

 

Keduanya memeluk Jaejoong bergantian

 

“Kajja semuanya masuk Appa dan Jung Appa juga sudah didalam”

 

Mereka semua berkumpul diruang keluarga, hari ini tepat 5 tahun hari kepergian Yunho dan mereka berencana untuk mendatangi ‘rumah’  abadi Yunho. Semuanya terlibat percakapan seru sebelum berangkat.

 

“Joongie kau sudah tau kabar pagi ini” tanya Changmin

 

“Hm?kabar apa Min?” jawab Jaejoong sambil terus memperhatikan putera kesayangannya bermain.

 

“TOP, dia tewas hari ini dengar-dengar sih karena dibunuh kelompok mafia lain”

 

“Jinjja?” tanya Jaejoong

 

“Akhirnya kejahatan dibalas kejahatan” sahut Mr.Jung

 

“Ne, sekian lama polisi mencarinya akhirnya dia tewas juga” timpal Mr.Kim

“Haaaaahh setelah kepergian Yunho, tidak ada yang mengurusi perusahaan lagi aku juga sudah semakin tua, karena itulah aku mengundurkan diri jadi mafia dan mencoba membuka usaha baru, mini market sepertimu Young Won”

 

“Hahahahha bukankah lebih enak berbisnis yang halal Ji Hoon?”

 

Keduanya tertawa gembira.

 

“Untunglah dia sudah mati bisa dibilang hidup kita aman sekarang” ucap Junsu yang tumben serius.

 

“Hm, semoga tidak ada lagi hal-hal mengerikan yang akan menimpa kita nantinya, dan semoga kita bisa menjalani hidup tenang tanpa ada rasa dendam” sahut Jaejoong di ikuti anggukan semuanya

 

“Baiklah kita pergi sekarang?” tanya Mr.Kim

 

“Ne ayo kita pergi Yunho juga pasti sudah menunggu” sahut Changmin

 

Semuanya bersiap dan masuk kedalam mobil masing-masing, Yoochun dengan Junsu, Changmin Jessica dan puteri mereka Jiyeol, Mr.Jung bersama supirnya, dan Jaejoong Mr.Kim dan Yunjae menggunakan mobil yang sama. Jaejoong membetulkan kemeja Yunjae sebelum masuk kedalam mobil dia menata agar rambutnya terlihat lebih rapi.

 

“Eomma…”

 

“Ne….”

 

“Apa aku milip Appa?”

 

“Hm?Kau saaaaaangat mirip dengan Appamu, wae?kau kan sudah melihat foto Appamu”

 

“Ne Appa cangaaaat tampan milip denganku ya Eomma”

 

“Tentu saja kalian berdua namja tertampan yang pernah Eomma lihat”

 

“Eomma…”

 

“Hm?”

 

“Apa Eomma melindukan Appa?”

 

DEG~~~ tangannya berhenti seketika dari kegiatan merapihkan rambut Yunjae

 

“Setiap saat Eomma selalu merindukan Appamu, merindukan suaranya, tawanya, pelukannya, Eomma merindukannya lebih dari yang orang-orang tahu”

 

“Eomma kata Appa, Appa juga melindukan Eomma dan Eomma jangan belcedih lagi kalna ada Yun dicini, muah ini dari Appa untuk Eomma” bocah itu mencium pipi Jaejoong tiba-tiba kemudian ia masuk kedalam mobil

 

“Eomma Ppaliwa, Appa sudah menunggu kita”

 

Jaejoong tersenyum mendengar ucapan buah hatinya dengan Yunho itu, dia segera masuk kedalam mobil dan duduk dibelakang disamping Yunjae, mobil kemudian berjalan, Yunjae terbangun dari duduknya kemudian menghadap kebelakang ia tersenyum sambil melambaikan tangan, kearah sebuah bayangan yang sedang melambaikan tangan juga kearahnya bayangan itu sangat tampan menggunakan baju dan celana serba putih, bayangan yang sangat mirip dengan Jung Yunho ayah dari Jung Yunjae.

Once again supporting each other

Once again smiling brightly

If we reunite in this place again I can’t hear your voice I cant call your name

But if we meet in our dreams I will hug you tightly

But I cant say that I love you More painful more sad

Painful love

Now I pray for your happiness everyday You are still in my heart

Still in my heart

~Still by HoMin

 

END

 

 

 

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.